Di mana ia sakit, maka berilah obat di sana. Niscaya ia akan sembuh. Atau ia akan mati jika penyakit itu sudah sekarat!
PBSI tidak boleh diam semata. Sudah terlalu lama tunggal putri mengerikan. Tentu kita ingat-ingat dengan baik bagaimana Maria Febe dan Hanna Ramadhini memprihatinkan ketika melawan Thailand. Memperoleh Skor sekedar dan dua mereka dipermainkan lawan seolah-olah.
Hanna Ramadhani, anak muda ini sungguh! Smash keras aduhai padahal. Tapi footwork ampun minta bantu! Stamina jangan ditanya, payah! Eror seperti kebiasaan!
Jika ingin menilai tunggal lain, sebut saja, Fitriani, erornya sungguh. Hobi sepertinya memberikan beberapa poin hadiah kepada lawan. Smash masih belum terlalu keras!
Belajar dari Tunggal Putra dan Ganda Putri
Konon dua tahun silam, tunggal putra dan ganda putri miliki nasib ‘kembar’ dengan tunggal putri. Ganda putri bermodal Greysia/Nitya yang penuh kejutan. Mengejutkan pemain atas dan sekaligus dikejutkan dengan kalangan bawah.
Eng Hian menelusuri kehidupan ganda putri. Pelan-pelan menghilangkan penyakit mereka. Dan Asian Games 2014 gelar direngkuh Greysia Nitya dengan duduki rangking dua dunia kini. Si Della/ Rosita dan si Anggia/Ketut , sang pelapis mulai memamerkan penampilan mengesankan!
Tunggal Putra lebih rapuh, Tommy Sugiarto berpaling dari pintu Pelatnas. Anak-anak muda menetap di pelatnas. Disebut F4 (Jonathan, Anthony Ginting, M. Ihsan, Firman). Tapi Hendry Saputra dan Imam Tohari, si pelatih, menambal lubang-lubang mereka. Mengasah anak muda menjadi cahaya-berkilau. Jonathan rangking 19 dunia, Ihsan dan Ginting dalam 30 besar dunia.
Lalu tunggal putri mengapa tidak? Linda bermodal rangking 11 dunia dan 8 besar All England. Hanna tak serapuh ini. Mengapa tunggal putri seperti tengah menuju jalan gelap?
Sudahkah PBSI?
Tunggal putri Indonesia sakit(sekarat), soalnya kini, sudahkah PBSI mengobati mereka? Jika sudah, mengapa tak sembuh? Simak, Lindaweni, Hanna penyakitnya selalu seperti itu, footwork payah, mengapa tak ada perubahan setelah sekian tahun mereka melakukan latihan?
Jangan salahkan waktu dan menyebut ini proses! Waktu ini sudah terlalu panjang dan bertele-tele. Yang disebut waktu, itu tengah terjadi pada Ganda Putri dan Tunggal Putra-berjalan menuju kemenangan.
Atau kabar buruknya, PBSI (Pelatih) salah memberikan obat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H