Â
badmintonindonesia.org
Â
Satu masa akan lahir idola. Lepas Vita Marisa yang diteruskan dengan sangat baik oleh ‘Butet’ Lilyana Natsir. Nah, pada masa kini, pada usia Butet tiga puluh, siapa yang lanjutkan menyandang tongkat estafet?
Siapa?
Siapa? Butet pernah sebut nama Melati Daeva dan Masita Mahmuddin sebagai penerusnya. Butet mereka memiliki kemampuan yang mumpuni, Butet berkata.
Melati usia 21 tahun, rangking 19 bersama Ronal dengan prestasi belum WOW. Masita 21 tahun, rangking tidak terdeteksi (ganti-gonta pasangan ) dan tentu prestasi belum bisa ditulis.
Nah Butet pada usia 19 tahun sudah genggam juara dunia bersama Nova Widianto.
Mengapa Butet,Mengapa sekarang tidak?
Butet pada masa itu seperti sudah diarahkan untuk lekas menjadi juara--Kali saja bakatnya luar biasa, disandingkan dengan senior Nova Widianto. Tentulah bagi Junior butet itu hadiah karena pengalaman Nova akan membuat Butet tangguh. Dan mereka ganda tangguh.
Pada masa kini, perihal itu tak terjadi. Melati dengan Ronal( sedikit senior dari sisi usia), tapi di lapangan, Melati pengayom Ronald. Ya mereka berprospek, namun butuh masa panjang untuk tangguh. Tentulah bila pembanding itu Butet.
Masita dengan Rafidias. Ini pasangan ke sekian Masita. Padahal sempat menjanjikan dengan Hafiz Faisal.
Tapi sepertinya PBSI ketiadaan opsi musabab tidak ada lagi senior yang bisa menjadi penganyom junior. M. Rijal, Frans, Irfan sudah hilang. Dan Ricky Widianto, Alfian yang ada, tak kunjung digunakan untuk membina pemain muda.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H