Mohon tunggu...
Saleum Selalu
Saleum Selalu Mohon Tunggu... -

Hhm, menulis terlalu indah. Kini tinggal di sebuah kota kecil, tapi tetap menikmati..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Honda Vario 150 eSP, Perfecto

5 Mei 2016   22:34 Diperbarui: 5 Mei 2016   22:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, Bismillah saja deh. Gue akan membuktikan kalau Dek Gam tidak salah memilih gue. Mak dan Ayah, berdoa bareng-bareng yuuuk…

Nah, akhirnya perjalanan itu melaju. Dek Gam gue tahu, ia cemas sekali. Mulutnya tak reda melafaz doa. Gue berusaha menenangkan Dek Gam dengan memberikan pelayanan kelas VVIP. Gue jelas membuktikan bahwa gue sangat nyaman untuk diajaka berkendaraan jauh. Itu karena satuan volume CC (centimeter cubic) mesin gue gede dan itu sesuai untuk perjalanan jauh.

Gue juga memberikan kenyamanan di tempat duduk dengan desain yang nyaman, tidak terasa, dan tidak membuat pinggang berontak. Naik ke atas jok-nya, gue ini memberikan posisi mengendara yang sangat nyaman. Lekukan jok sengaja dimundurkan beberapa milimeter untuk membuat pengendara bebas memilih posisi mengandara terbaik. Riding position ini tentunya berimbas untuk membuat handling motor jadi lebih nyaman dalam segala kondisi.

Bayangkan deh, jika naik motor ber jam-jam, desain tempat duduk tidak buat nyaman, apa tak rontok pingang satu-satu ya?

Tiada terasa dua jam sudah kami berperjalanan. Langit mulai gelap dan azan magrib mulai bergema. Gue menepi di sebuah di SPBU dan melakasanakan sembahyang magrib (Dek Gam aja kali, gue kagak). Dek Gam kulihat menikmati mie goreng dan teh dingin sementara gue tidak dikasih minum bensin lagi setelah di Bireuen gue minum bensin senilai empat puluh ribu rupiah.

Melanjutkan perjalanan selanjutnya sangat tidak gue sukai. Jujur, gue takut sebenarnya. Kami akan melewati Seulawah, kata Mak gue itu kawasan angker super, gelap maksimal dan tantangan full-fullan.

Ya sudah, gue Cuma berdoa dalam hati. Semoga gue melewati sisa perjalanan ini.

Sampai kami di Seulawah, suer itu terasa angker dan itu kawasan gelap sangat. Tak satupun ada lampu di kiri-kanan jalanan. Sepanjang jalanan hanya ada kegelapan dan hutan. Tapi beruntunglah Dek Gam memiliki gue yang memiliki lampu terang benderang sehingga mampu menerangi jalanan paling gelap sekalipun. Dan sistem lampu gue yang LED (Light Emitting Diode) sehingga daya tembaknya sesuai, tidak menyebabkan sakit mata orang di depan (gue kok jadi narsis ya?).

Gue melihat Dek Gam tersenyum setelah melintasi kawasan Seulawah. Gue merasa telah lulus dalam ujian tidak terduga dari Gek Gam. Cihui deh..

Tapi memasuki kampung Dek Gam, aduh gue ingin menjerit sebenarnya. Jalanan itu rusak keterlaluan dan lubang di mana-mana. Dek Gam seperti khawatir dan menimbang-nimbang gue, tapi suspensi gue bagus coy! Jadi ketika masuk lubang, bantingannya tidak terlalu terasa deh! Jalanan rusak dan berlubang, buat gue itu bukan perkara!

Gue, Si Vario 150 Sempurna, hihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun