Rokok mengandung sebuah zat kimia akrolein yang dapat menghentikan aktivitas HDL untuk mengangkut kolesterol untuk di ekskresi. HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolesterol baik yang bertugas mentransportasikan kolesterol dan trigliserid ke hati untuk di ekskresi atau dibuang jika tidak diperlukan. Jika aktivitas HDL terhenti maka akan terjadi penumpukan kolesterol dan menyebabkan terjadinya penyempitan arteri didalam tubuh.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa kadar antioksidan seperti vitamin c dan juga beta karoten pada seorang perokok aktif lebih rendah dibandingkan perokok pasif.Â
Padahal antioksidan sangat berperan dalam menangani radikal bebas. Seseorang yang lebih dari 5 jam menghirup asap rokok akan mengalami penurunan antibiokomia terhadap radikal bebas yang dapat meningkatkan nilai LDL didalam tubuh.
Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya merokok sangat tidak dianjurkan untuk seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Sekalipun tidak memiliki kadar kolesterol yang tinggi, banyak dokter yang akan menganjurkan para perokok untuk segera berhenti merokok.Â
Karena merokok adalah penyebab masalah kesehatan yang paling sering dijumpai bukan hanya pada penyakit hiperkolesterolemia namun juga pada penyakit lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H