Mohon tunggu...
anes prakoso
anes prakoso Mohon Tunggu... Ilmuwan - Saya murid

SDH

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jono, Si Pahlawan Kampung

4 Desember 2018   23:18 Diperbarui: 4 Desember 2018   23:19 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari mulai terbit,  Jono bangun. "Sarapan sudah siap" kata Siti, istri Jono. Jono langsung bersiap pergi sambil berkata "Tidak ada waktu lagi untuk sarapan, aku sudah telat". Jono Merupakan salah suatu anggota dari suatu perkumpulan di lingkungan masyarakatnya. Perkumpulan tersebut merupakan perkumpulan yang terbentuk karena ketidak terimaan kepada tentara Jepang yang suka menindas rakyat di kampungnya. Perkumpulan tersebut sudah banyak melakukan perlawanan kepada tentara Jepang. Jono Adalah anggota yang bertugas untuk mimpin pemberontakan jika ada tentara Jepang datang untuk menindas masyarakat di kampungnya.

Sesampainya didi di tempat perkumpulan, ia langsung berkumpul dengan anggota-anggota lain dan memulai diskusi untuk merancang rencana. Rencana untuk menyerang pasukan Jepang, mereka tau pasukan Jepang akan datang karena hari itu adalah hari panen. Mereka merencanakan untuk bersembunyi di balik semak-semak dekat kebun. Setelah berdiskusi cukup lama, saatnya mereka melaksanakan misinya.

Mereka bersembunyi dibalik semak-semak lengkap dengan peralatan dan persenjataan untuk melawan pasukan Jepang. Saat yang ditunggu-tunggu, pasukan Jepang tersebut datang. Pasukan Jepang tersebut lewat menggunakan mobil, jumlah mobil yang lewat sebanyak 3 mobil dengan 4 orang setiap mobil. Mobil tersebut berhenti di dekat kebun dan satu per satu orang keluar dari mobil bersiap untuk merampas panen. Jono sudah menyiasatkan untuk menyergap pasukan Jepang tersebut. " 1.., 2.., 3.. " bisik Jono dan mereka menyerang pasukan Jepang tersebut. Tanpa persiapan apapun pasukan Jepang tersebut terbunuh semua.

Lalu mereka senang karena berhasil menghentikan pasukan Jepang yang ingin merampas hasil panen mereka. Tetapi Jono tidak merayakannya dengan senang hati, ia gelisah karena merasakan ada yang aneh dengan pasukan Jepang tersebut. Jono berpikir, pasukan Jepang yang ada datang tidak sebanyak biasanya. Lalu ia mulai berpikir bahwa Jepang sedang merencanakan sesuatu, Jono lalu menyuruk anggota lainnya untuk berjaga-jaga takutnya ada serangan dadakan. Tetapi mereka terlalu senang tetapi ada beberapa orang yang juga menyadarinya dan mulai berjaga-jaga. Tak lama kemudian, yang ditakutkan oleh Jono pun datang. Pasukan Jepang dengan mobil datang kembali dengan jumlah cukup banyak.

Banyak anggota yang tidak berjaga-jaga sehingga mereka tidak siap dengan kedatangan pasukan Jepang tersebut. Pasukan Jepang tersebut langsung menyerang. Beruntung ada beberapa anggota termasuk Jono yang berjaga-jaga sehingga mereka dapat melakukan penyerangan balik. Lalu terjadilah peperangan antara kelompok pemberontak dengan pasukan Jepang, dengan keuntungan keadaan tempat mereka yang sudah tinggal lama di kampung itu pun dapat mendorong pasukan Jepang dikit demi sedikit. Akhirnya pun pasukan Jepang tersebut dapat dikalahkan, tetapi tersisa satu dan tidak ada yang menyadarinya. Pasukan Jepang yang tersisa masih bersenjata tapi sudah tidak dapat bangun. Saat semua merayakan kemenangannya, pasukan Jepang yang tersisa mengarahkan senjatanya ke salah satu anggota.

Pasukan Jepang tersebut pun menembakannya ke arah salah satu anggota, Jono yang melihatnya pun dengan sigap melompat sebelum peluru tersebut mengenai badan rekannya. Jono tertembak di bagian dada. Lalu rekannya membunuh sisa pasukan Jepang tersebut dan membantu Jono tidak dapat ditolong. " Tetaplah berjaga-jaga dan lindungilah kampung ini dari penjajah itu " kata -- kata terakhir dari Jono sebelum ia menghembuskan napas terakhir.

Jasad Jono pun dikuburkan, dan semua orang di kampungnya bersedih terutama istrinya. Lalu semua orang di kampungnya mengenal Jono sebagai Pahlawan kampung karena keberaniannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun