Dengan ritual puasa, seorang muslim jadi rajin sedekah, di samping zakat yang sudah ditentukan ukuran kewajibannya. Kita mesti sadar bahwa harta kekayaan yang kita dapat, di dalamnya terdapat hak-hak fakir-miskin.
Puasa Ramadhan Semata-mata Ibadah
Salah satu keutamaan bulan Ramadhan bagi kaum muslimin, melimpahnya ampunan Allah SWT atas segala dosa. Melaksanakan ibadah puasa sesuai dengan aturannya, tujuan puasa niscaya akan tercapai, begitu bulan puasa selesai yang ditutup idul fitri. Tujuan puasa yakni takwa.
Idul fitri artinya kembali pada kesucian hakiki dari dosa, seperti bayi baru dilahriakn. Lantas puasa seperti apa yang pelakunya bisa mencapai derajat takwa? Sebab di pihak lain, Nabi Muhammad mewanti-wanti, bahwa banyak dari yang orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, semata-mata menyisakan haus dan lapar, pahalanya tidak didapat sama sekali.
Imam alghazali menyebutkan pembagian orang-orang yang berpuasa. Pertama, puasanya orang awan. Puasa ini sebatas menahan haus dan lapar serta menahan sahwat tidak berhubungan suami isteri. Puasa awam ini puasa yang sangat standar dan pelakunya sangat banyak.
Kedua, puasanya orang khusus (khowas). Puasa jenis ini dilakukan bukan semata-mata menahan haus dan lapar atau sekedar menahan dari yang membatalklan puasa, namun puasa sepenuh hati menjauhi dari setiap keinginan nafsu.
Puasa seperti ini puasanya tingkat orang-orang soleh. Mereka berpuasa menahan pandangan dari yang diharamkan, menjaga mulut dari perkataan kotor dan dusta serta menggunakannya untuk mengucapkan dzikir. Menjaga pendengaran dari yang haram, hatinya selalu takut dan khawatir, apakah puasanya diterima Allah atau tidak. Puasa orang soleh juga menjaga seluruh anggota badan untuk tidak melakukan hal dosa.Â
Ketiga, puasanya sangat khusus (khowasil khowas). Puasa ini lebih tinggi lagi dari puasa orang solih. Selaian menjauhi yang membatalkan puasa, menjauhi hawa nafsu, yang diingat hanyalah Allah melalui dzikir dan tidak terpaut lagi dengan urusan duniawi. Puasa jenis ini puasa hati, seperti yang dilakukan khusus oleh para nabi.
Dari tiga jenis puasa di atas, kita harus introspeksi, pada tingkitan mana kita berada. Sehingga kita akan memahami dampak puasa kita.
Sediakan Kebutuhan Ramadhan dan Lebaran Seperlunya
Jika penjelasan poin pertama tadi membahas poin ideal puasa, poin kedua ini lebih pada poin praktis saat menjalankan puasa. Untuk mencapai tingkat puasa yang ideal tentu masih sedidikit yang mampu melakukannya. Setidaknya kita harus terus melakukan upaya mendekati puasa yang ideal.