Momen tak akan terlupakan, di tahun 2013 saya mengikuti even lomba yang diadakan oleh XL Axiata. Banyak kategori yang dilombakan, menulis artikel, live tweet, lomba foto, publikasi video facebook hingga reportase bagi kalangan wartawan dalam negeri.
Secara mengejutkan, Alhamdulillah saya mendapat juara pertama dari kategori lomba publikasi video di facebook. Isi video tersebut hasil sebuah wawancara dengan pengusaha batik di Tasikmalaya -- Jawa Barat yang selain berjualan secara offline juga merambah online. Menurutnya, penjualan online sangat luas, tidak terbatas tempat dan waktu. Karenanya jualannya semakin meningkat dan omzetpun bertambah.
Masih dalam video yang sama, saya memuat hasil wawancara Branch Manager XL Tasikmalaya. Menurutnya, tren penggunaan telepon selular menjurus pada penggunaan  internet yang artinya penggunaan data selular semakin besar. Bukan saja untuk bersenang-senang, melainkan untuk menopang ekonomi keluarga, berjualan, yang merambah pada kalangan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
Tren online shop kini nyata sedemikian marak, seiring dengan munculnya market place yang familier digunakan. Para pelaku UKM tidak mesti bermodal besar sekedar jualan secara online. Cukup menggunkan gadget yang biasa digunakan sehari-hari, produk dapat tersebar ke seantero jagat. Penggunaan media sosial juga tidak sekedar update status, komen dan sharing, melainkan menjadikannya sebagai media promosi.
Kondisi ini tidaklah berdiri sendiri. Dukung provider telpon selular sangatlah besar. Mereka berlomba-lomba menyediakan layanan akses data yang semakin berkualitas, harga semakin terjangkau, jaringan luas dengan berbagai kelebihan lainnya.
XL mengumumkan, di seluruh Indonesia awal tahun 2017 telah menyediakan jaringan 4GL LTE di 250 kota/kabupaten. Dari total pengguna XL tercatat sebanyak 31 juta pelanggan smartphone, 15 juta lebih sudah menggunakan jaringan 4G LTE yang ditopang oleh 17.000 BTS.
Jaringan 4G LTE merupakan akses internet generasi keempat dari mobile broadband yang memberi kecepatan akses 10 kali lipat dibanding generasi sebelumnya baik aplud maupun dowan load atau sekedar browsing. Secara perhitungan, jika dengan 3G mendownload satu video menghabiskan waktu satu jam, dengan jaringan 4GLTE dalam kapasitas video yang sama dapat didownload hanya dalam waktu 10 menit. Artinya, para user mendapat efisiensi waktu saat berinternet karena besarnya frekuensi yang dipancarkan dan diterima sehingga terjadi percepatan proses akses data internet.
Dalam penggunaan di dunia industri, 4G memiliki berbagai nama. Antara lain, HSPA+, WIMax, TD-LTE, dan LT-Advance. Di Indonesia menggunakan nama industri 4G LTE dari singkatan 4th Generation -- Long Term Evolution (LTE).
Termasuk XL menggunakan nama 4G LTE dengan frekuensi B8 FDD LTE frekuensi 900 MHz dan B3 FDD LTE di frekuensi 1800 MHz. FDD singkatan dari Frequency Division Duplexing untuk menghantarkan data yang menggunakan dua buah chanel berbeda baik transmit maupun receiv. Dengan begitu penggunaan frekuensi saat download dan aplud akan diatur secara seimbang tidak akan rebutan. Sedangkan TDD kepanjangan dari Time Division Duplexing, merupakan proses data diantarkan dan diterima dengan satu channel dan frekuensi yang sama dengan kecepatan tertentu.
Untuk pembahasan secara teknis tentu saja saya harus lebih banyak mempelajarinya. Hanya saja dari sudut pandang pengguna internet berteknologi 4GLTE, dapat dibedakan secara simpel, saat browshing dengan gadget atau dekstop, akses terasa begitu cepat. Namun demikian akses 4G LTE ini mensyaratkan kualitas gadget harus mendukung 4G. Hal yang sama pada kartu telpon selular, jika belum dapat di-upgrade pada 4G.
Akses internet cepat sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis baik untuk dunia industri, goverenment juga individu. Meski Indonesia tidak termasuk termasuk kualitas akses internet tercepat dunia, namun belakangan mengalami percepatan yang luar biasa, seiring besarnya jumlah user internet dan tingkat terkoneksinya pada berbagai platform.
Penggunaan internet individual juga semakin maju. Tidak saja untuk life style atau hiburan, melainkan sebagai bisnis space di dunia maya, sebagai wadah mencari nafkah. Internet layaknya pasar raksasa yang menyediakan suplai maupun demand yang menghasilkan income tidak terbatas. Semua orang bisa melakukannya, termasuk kalangan awam di dunia IT sekalipun.
Mengutif hasil satu penelitian, nilai transaksi online shop di Indonesia pada tahun 2016 mencapai  4,8 miliar USD atau setara Rp64,2 triliun dari jumlah online shoper 8,7 juta. Sementara hasil sensus ekonomi BPS pada tahun 2016 selama kurun 2006-2016 atau 10 tahun, terjadi peningkatan jumlah e-commerce sebesar 17 persen. Pencapaian pertumbuhan transaksi e-commerce tersebut didukung oleh penyelenggaraan e-money yang memberi kemudahan pada transaksi online, meskipun transaksi via tranfer bank masih tetap jadi favorit.
Saya sendiri termasuk pengguna penuh internet. Setiap hari, setiap saat memerlukan paket data internet untuk mendukung pekerjaan. Paling banyak membutuhkan data untuk aplud video di chanel youtube di samping aplud artikel dan up date jualan produk untuk beberapa blog. Selebihnya bersosial media, sesekali belanja online.
Kedua kegiatan di atas bukan sekedar hobi atau bersenang-senang, ini menyangkut masa depan "periuk keluarga". Sejak resign dari tempat kerja tahun 2008 saya memfokuskan mencari penghidupan di dunia internet dan baru merasakan hasil signifikan mulai tahun 2014. Sebagai full pekerja di dunia internet, faktor akses sangatlah vital. Tidak memiliki data di modem atau handphone, kecepatan akses tidak mendukung rasanya seperti makan tanpa garam. Tidak apdol, ada yang kurang bahkan galau..he2.
XL salah satu pilihan akses data, sejak jaringan 3G dulu. Alasannya, harga relatif murah meskipun untuk paket langganan relatif sama dengan harga provider lain. Trik supaya mendapat harga paket murah data XL 4G LTE, dengan membeli paket data di kartu perdana yang tersedia di berbagai konter. Dalam menggunakan jenis data, saya tidak mencoba banyak varian nama, cukup satu paket, yang penting koneksi lancar, cepat dan harga terjangkau.
Kini relatif jarang dengar keluhan internet lemot, bahkan di pelosok desa sekalipun kecepatan akses internet lebih baik dari pada era 5 tahun sebelumnya. Selayaknya kemudahan berinternet ini digunakan untuk menunjang kesejahteraan ekonomi masyarakat, tidak sekedar up date status, nonton streaming video atau hiburan. Misalnya memanfaatkannya untuk berwirausaha berbasis internet dengan skenarionya  dan cara yang dikuasai.
Banyak cara dan sekenario berwirausaha melalui internet. Antara lain sebagai berikut:
- Penjualan Online.
Sekenario ini seperti halnya berjualan secara offline. Bedanya, penawaran atau promosi menggunakan internet seperti di sosial media, blog atau website. Bentuknya bisa memasarkan produk-produk unik, atau bahkan produk lokal khas daerah. Kini banyak juga penjual grosir yang menawarkan menjadi reseller atau affiliatif dengan memberikan sejumlah keuntungan saat produk terjual. - Menjadi Publisher Iklan.
Sekenario ini banyak dilakukan oleh para blogger atau youtuber (youtube creator) yang berseliweran di jagad maya selama ini. Mereka mengandalkan kreatifitas mereka dalam mengolah artikel untuk blog atau video untuk chanel youtube. Kemudian blog, web atau chanel didaftarkan sebagai partner penayang iklan, seperti dari Google Adsense atau penyedia Ads lainnya, yang kini jumlahnya semakin banyak serta menawarkan berbagai keuntungan. - Endorsement.
Sekenario ini dilakukan oleh para artis ternama. Misalnya endors untuk produk tertentu, review produk dengan sejumlah pembayaran yang telah disepakati. Sekenario seperti ini juga banyak dilakukan oleh pegiat sosial media dengan jumlah follower sangat banyak dan dikenal banyak orang.
Sekenario di atas hanya secuil dari model beriwirausaha di dunia internet yang semuanya tidak lepas dari up date dan up date dengan berbagai karakteristiknya. Semakin orang mengenal dunia internet, semakin banyak peluang yang didapat untuk mendapatkan penghasilan dan menjadi wiraswastawan internet.
Berkut tips berinternet supaya memberi penghasilan.
- Mencari celah lebih jauh peluang usaha yang bisa didapat dari internet. Ini menyangkut potensi diri sendiri. Istilah para blogger, pilih niche tertentu yang sesuai dengan passion kita untuk membuat skenario penghasilan. Seperti disebutkan di atas, menjual produk, menjadi affiliatif atau reseller atau menjadi publisher iklan.
- Jika anda memutuskan sebagai penjual online, pastikan anda memahami cara menjual di internet sehingga menghasilkan penjualan dan omzet sesuai target. Hal yang sama jika kita memutuskan diri sebagai blogger atau youtub publisher iklan, pahami lebih jauh seluk beluk periklanan, optimasi, SEO dan ilmu terkait lainnya. Terlebih-lebih jika anda ingin menggeluti keduanya.
- Carilah guru langsung maupun tidak langsung. Sehingga prosesnya tidak terlalau panjang dan kemungkinan berhasilpun lebih cepat ketimbang sama sekali tidak belajar pada seorang guru. Jangan sungkan ikuti seminar, pelatihan bahkan coaching dari para pakar internet meskipun dengan sejumlah budget. Â Â
- Konsisten dan sabar dalam proses. Memang tips ini rasanya klise, bahkan terkesan ketingalan zaman. Namun percayalah, konsisten ini sangat perlu se-modern apapun dunia, termasuk konsisten up date pengetahuan internet yang terus berkembang. Semakin update pengetahun kita semakin besar kemunkinan berhasil mengais nafkah di internet. Kita bisa baca kisah-kisah mereka yang kini melanglang buana di jagad maya. Meraka tidak ujug-ujug jadi, semuanya by proses. Sama halnya ketika berbisnis secara offline, bukankah perlu cara dan waktu supaya pengunjung datang dan membeli produk kita. Karana itulah baru akan menghasilkan. (*) Â Â
Referensi :
Perluasan layanan 4G LTE di 22 Kota dan Kabupaten DI SINI
- Tarnsaksi e-commerce Indonesia DI SINI
- Jumlah e-commerce di Indonesia DISINI
THREAD MYXL FORUM DI SINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H