Mohon tunggu...
Aneng Antikasari
Aneng Antikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 STAI Riyadhul Jannah Subang

Harus Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Positif Era Disrupsi di Jenjang Sekolah Dasar

17 Januari 2024   14:55 Diperbarui: 17 Januari 2024   15:18 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Era disrupsi merupakan era dimana banyak terjadi perubahan akibat inovasi yang begitu pesat dan hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara global. Era disrupsi telah membawa perubahan signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pembelajaran pada tingkat sekolah dasar di era disrupsi mempunyai beberapa ciri yang berbeda dengan pembelajaran pada era sebelumnya, antara lain:

Pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Dimana, siswa tidak lagi sekedar menjadi objek pembelajaran, namun menjadi subjek yang aktif dalam proses pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa belajar.

Pembelajaran lebih berorientasi pada keterampilan. Era disrupsi ditandai dengan perubahan yang cepat dan tidak menentu. Oleh karena itu, keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depan juga harus berubah. Pembelajaran di era disrupsi berorientasi pada pengembangan keterampilan yang diperlukan di masa depan, seperti keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi.

Pembelajaran yang lebih banyak menggunakan teknologi. Teknologi digital sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pembelajaran. Pembelajaran di era disrupsi menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Perubahan tersebut memerlukan penyesuaian dari berbagai pihak, antara lain guru, siswa, dan orang tua. Guru perlu mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya agar dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, berorientasi pada keterampilan dan menggunakan teknologi. Siswa perlu mengembangkan kemampuan belajar mandiri dan berpikir kritis agar dapat belajar efektif di era disrupsi. Orang tua perlu mendukung pembelajaran anaknya di rumah dan mendampingi anaknya dalam menggunakan teknologi dengan bijak.

Berikut beberapa contoh pelaksanaan pembelajaran di era disrupsi pada tingkat sekolah dasar:

Pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan melibatkan siswa dalam memecahkan masalah atau proyek nyata. Pembelajaran ini dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi.

Belajar menggunakan teknologi. Pembelajaran dengan menggunakan teknologi dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Misalnya saja guru dapat memanfaatkan media pembelajaran digital untuk menjelaskan materi pelajaran, atau siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan tugas atau proyek.

Pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi dan kerja sama tim.

Pembelajaran di era disrupsi berpotensi menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan melaksanakan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, berorientasi pada keterampilan, dan memanfaatkan teknologi, kita dapat mempersiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berdaya saing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun