Mohon tunggu...
Neng Winda Asih
Neng Winda Asih Mohon Tunggu... -

Mantra meraih Cita - Cita :\r\n" Manjadda Wajada (Siapa yang bersungguh - sungguh, maka akan berhasilah dia)"

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pasti Terlihat Lebih Bodoh

17 Januari 2014   14:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SeorangSales sedang mencoba membujuk seorang Petani untuk membeli sebuah sepeda. Si Petani menolak untuk membeli sebuah sepeda, tapi ternyata si Sales tampaknya tidak mudah menyerah.

“Hei. . . daripada membeli sepeda, lebih baik aku habiskan uangku untuk pelihara sapi”, kata si Petani.

“Ah”, jawab si Sales, “ tapi coba piker deh. . . Anda akan terlihat lebih bodoh jika Anda bepergian dengan mengendarai seekor sapi”.

“Huhh!!”, hardik si Petani. “ Apakah tidak lebih bodoh jika orang melihatku memerah sebuah sepeda!”

“Ya jelas akan terlihat lebih bodoh, jika anda memerah sebuah sepeda, karena sepeda tidak menghasilkan susu. Tapi sepeda alat modern yang bias digunakan untuk berkendara dengan cara dikayuh”, sangSales tidak mau kalah bicara dengan si Petani.

“Kalau begitu untuk apa saya membeli sepeda itu, jika harus saya / kaki saya yang menjalankannya, itu bukan modern namanya, tapi menguras tenaga saya”, ujar si Petani.

“Meskipun cara menjalankannya dengan dikayuh, sepeda ini tidak akan membuat anda cape, malah akan membugarkan dan menyehatkan tubuh anda, karena kegiatan mengayuh itu akan membuat otot – otot kaki anda sehat dan kuat”, si Sales tetap tidak mau menyerah begitu saja pada si Petani, ia tetap terus merayu si Petani agar sepeda yang ia tawarkan dapat terjual.

“Apakah sepeda yang anda tawarkan bisa menghasilkan uang dalam hidup saya, seperti sapi – sapi saya yang dapat beranak pinak serta induknya yang dapat menghasilkan susu?????, karena semuanya bisa diperjual belikan dengan mudahnya, dan keuntungannya sangat meyakinkan”, Si petani menimpali dengan tetap teguh pada pendiriannya dan tidak mudah percaya begitu saja pada semua perkataan yang dikatakan oleh seorang Sales.

“Yaaaaaa. . . . Gimana yaaa????, memang mungkin sepeda ini tidak akan menghasilkan dalam hidup anda, karena sepeda bukanlah binatang ternak yang bias beranak pinak, tapi sepeda ini akan membuat anda terlihat keren dan gagah saat orang melihat anda memakainya, sehingga anda harus memilikinya, agar anda dapat disenangi banyak orang”, si Sales mulai kehabisan akal saat merayu si Petani, tapi ia tetap tidak mau menyerah begitu saja.

“Saya kan tidak bisa menggunakannya, warga disini tidak ada yang memiliki kendaraan seperti itu, kepada siapa saya harus mempelajarinya agar saya dapat menggunakannya????, jadi mohon maaf saja saya tidak dapat membeli sepeda yang anda tawarkan itu, silahkan coba tawarkan kepada yang lain, semoga ada yang mau membelinya”, si Petani tetap bersi keras tidak mau membeli sepeda yang ditawarkan si Sales, bahkan menolaknya dengan mentah – mentah.

“Aduuuuuhhhhh. . . . . Bodoh sekali ya warga disini, tidak mengenal perkembangan zamannya sendiri, jika seandainya anda atau warga disini pergi / pindah ke kota pasti akan dirundung malu melihat berbagai kecanggihan dan modernnya alat – alat yang digunakan dan itu akan membuat diri terlihat lebih bodoh”, si Sales mulai jengkel dengan keteguhan si Petani yang tidak luluh – luluh dengan rayuannya.

“Saya rasa anda pun akan TERLIHAT LEBIH BODOH dan malu, karena barang yang anda tawarkan TIDAK LAKU – LAKU”, jawab si Petani dengan lembut dan tenangnya.

Akhirnya si Sales pun pergi dari hadapan si Petani, karena sudah kehabisan akal dan cara dalam menawarkan daganngannya.

Dan si Petani pun senang karena tidak terbujuk oleh rayuan – rayuan yang tak meyakinkan dan penuh ilusi dari seorang Sales tersebut.

He…He…He…He…He…

SELESAI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun