Mohon tunggu...
Aiku Anego
Aiku Anego Mohon Tunggu... -

sebuah hari yang baik untuk angin bertiup

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru PKn dan Strategi Pembekajaran Kewarganegaraan Berbasis Portofolio

7 April 2014   20:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru PKn dan Strategi Pembekajaran Kewarganegaraan Berbasis Portofolio

Mata pelajaran PKn selama ini hanya disampaikan melalui teori saja yang sering membuat para siswa mudah bosan dan tidak tertarik. Hal ini tentu menjadi problema bagi siswa dalam memahami isi pelajaran PKn. Tentu ini pun juga menjadi problema bagi guru PKn yang bertanggung jawab sebagai pengampu mata pelajaran tersebut. Melihat masalah yang terjadi pada siswa saat mata pelajaran PKn dilaksankan, harusnya guru PKn memberikan desain pembelajaran yang sesuai bagi siswa meningat pelajaran ini isinya cukup kompleks dan sulit dipahami.

Model pembelajaran menjadi sesuatu yang penting dalam kegian belajar mengajar selama di kelas. Model sendiri dapat diartikan sebagai penyederhanaan (simplikasi) sesuatu yang kompleks agar mudah dipahami (Abdul Gafur, 2012: 23). Ada beberapa model yang bisa diterapkan dalam pemebelajaran PKn, seperti model Banathy, model Dick and Carey, model Kemp, model Assure, model Addie, serta lain sebagainya. Model-model tersebut pun pernah dilaksanakan di Indonesia. Akan tetapi terkadang siswa masih saja merasa tidak tertarik.

Mungkin salah satu strategi pembelajarn yang perlu dikembangkan untuk siswa PKn adalah Pembelajaran Kewarganegaraan Berbasis Portofolio. Seiring dengan kemajuan teknologi telah dikembangkan elektronik portofolio (portofolio elektronik) atau dalam istilah lainnya disebut dengan digital portofolio (portofolio digital) (Mukhamad Murdiono, 2012: 69). Teori pembelajaran kewarganegaraan berbasis portofolio pada prinsipnya menggambarkan bahwa siswa diajak untuk membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan sekitar (Mukhamad Murdiono, 2012: 71). Dalam praktik pembelajaran kewarganegaraan berbasis portofolio, siswa harus dilatih sejak dini untuk memiliki kepekaan terhadap permaslahan yang ada disekitarnya. Salah satu caranya yang dapat dilakukan yakni dengan menjadikan masalah-masalah yang muncul di lingkungan keluarga bisa berupa masalah yang sifatnya masih sederhana, seperti eksploitasi terhadap anak-anak (Mukhamad Murdiono, 2012: 91).

Pada pengembangan portofolio kelas, portofolio seksi penayangannya terdiri atas empat lembaran papan poster atau papan busa. Ukuran masing-masing panelnya kurang lebih luasnya sekitar 75 cm dan tinggi sekitar 90 cm. karya masing-masing kelompok portofolio ditempatkan pada salah satu dari empat papan panel tayangan tersebut (Mukhammad Murdiono, 2012: 115)

Dalam suatu strategi pembelajaran guru harus senantiasa melukan inovasi dalam pembelajaran. Guru juga bisa memodifikasi langkah-langkah pembelajaran berbasis portofolio asalkan tidak merubah tujuan atau prinsip-prinsip dasar yang dikembangkan dalam strategi pembelajaran tersebut (Mukhammad Murdiono, 2012: 151). Dalam strategi pembelajaran ini diharapkan siswa tidak lagi merasa bosan dan malah tertarik pada mata pelajaran PKn juga siswa bisa memiliki keterampilan berkomunikasi dengan cara yang baik melalui pembelajaran kewarganegaraan berbasis portofolio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun