Mohon tunggu...
Anefin Kasatriawan
Anefin Kasatriawan Mohon Tunggu... -

tertarik dg entrepreneur dan jurnalistik. masih jd mhsiswa di yogyakarta.\r\nasal dr kota cilacap, jawa tengah.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Supporter Sepakbola Indonesia Bersatulah

2 Juni 2012   18:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:28 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Parah!!” Itulah kata yang tepat bagi carut marut yang sedang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Dari pengurus PSSI sampai pada para supporter. Belum selesai permasalahan yang ada pada tubuh PSSI sudah ada lanjutan seri kejadian memilukan pada laga persija versus persib kemarin pada persepakbolaan Indonesia. Pengeroyokan oleh sekelompok orang dari salah satu kubu supporter team berujung pada hilangnya nyawa orang (dari supporter lawan).

Hal ini tentu sangat mengiris hati, ketika pelaku diintrogasi polisi menjawab “saya cinta persija” (sumber:detik.com). saya tidak bermaksud untuk menjelekan pihak tertentu. Sudah cukup nyawa orang hilang secara konyol seperti itu, harapan kita bahwa kejadian tersebut menjadi yang terakhir. Himbauan untuk seluruh supporter juga untuk menjaga emosi ketika team kesayangannya sedang beradu di lapangan. Kejadian ini sepatutnya menjadi alarm untuk seluruh supporter di Indonesia.

Berkaca dari kasus tersebut, maka perbedaan ialah sangat wajar terjadi. Apakah kita tidak boleh berbeda? Hal ini mengingatkan saya pada pesan seorang khotib sholat jumat, perbedaan yang terjadi pada kehidupan amatlah banyak, golongan tertentu berbeda pandangan dan sebagainya dengan golongan lain. Yang sebenarnya perlu di perhatikan ialah kedewasaan golongan yang saling berbeda pendapat tersebut, dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

1.golongan yang melihat golongan lain yang berbeda maka mereka akan langsung membencinya, ini merupakan tingkatan yang paling rendah (karena mereka tidak memahami unsur pluralitas yang ada pada masyarakat)

2.golongan yang melihat golongan lain yang berbeda mereka tidak membencinya, sikap skeptis kepada golongan lain yang berbeda dan telah sedikit melunak.

3.golongan yang melihat golongan lain yang berbeda mereka tidak membencinya, justru mereka saling mengisi/ bersinergi menambah pengetahuan dan berusaha menambal kekurangan dari masing-masing golongan.

Apabila seluruh supporter di Indonesia memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi (seperti pada golongan nomor 3) sehingga dapat bersatu untuk memajukan  sepakbola Indonesia maka mungkin sepakbola Indonesia dapat  mengalami perubahan yang signifikan dari segi prestasi (bukannya jalan ditempat seperti saat ini).

(AK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun