Mohon tunggu...
Andi Udique
Andi Udique Mohon Tunggu... Perawat - Rakyat Biasa

Saya hanya ingin menjadi warga negara yang baik dan benar

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Internet dan Solusi Hidup Saat Pandemi

23 Juni 2020   23:35 Diperbarui: 23 Juni 2020   23:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang mengeluh pandemi COVID-19 telah menggerogoti berbagai sendi kehidupan. Banyak yang kehilangan pekerjaan. Banyak usaha yang pendapatannya menjadi jauh berkurang. Banyak keluarga yang tidak bisa berkumpul bersama sanak saudara, bahkan di saat momen paling istimewa seperti saat hari raya Idul Fitri.

Saat pandemi seperti ini kita memang harus mematuhi himbauan pemerintah agar pandemi segera pergi. Kita harus mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan agar kesulitan yang kita alami segera berlalu. Kita harus disiplin memakai masker, jaga jarak aman (physical distancing), dan tetap di rumah (stay at home) jika tidak ada keperluan yang mendesak.

Kita beruntung saat ini hidup di dunia modern dan serba canggih. Walaupun tetap di rumah (stay at home) kita masih bisa berhubungan dengan sahabat dan sanak keluarga yang berjauhan, walaupun jarak memisahkan. Kita bisa #KalahkanJarak dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Kita tetap bisa menjalin silaturahmi dengan menggunakan aplikasi media sosial atau layanan video call (panggilan video) melalui jaringan internet.

Banyak aplikasi di telepon seluler yang bisa kita gunakan untuk berbicara dan bertatap muka dengan orang-orang terdekat kita melalui panggilan video, misalnya Facebook messenger dan Whatsapp. Seperti saat lebaran kemarin, kami sekeluarga melakukan panggilan video dengan keponakan saya yang berada di Pontianak. Dia tidak bisa mudik karena di Pontianak banyak kasus positif COVID-19. Panggilan video tersebut setidaknya bisa menghapus kerinduan kami, meskipun tidak bisa bertemu secara langsung.

Bagi saya, stay at home itu bukan sesuatu yang membosankan dan bukan halangan untuk menikmati hidup. Saya jadi punya waktu lebih untuk menekuni hobi saya dalam dunia tulis menulis. Saya jadi lebih produktif untuk membuat tulisan. Apalagi dengan dukungan internet dari jaringan 3 Indonesia yang ada di tempat saya, saya lebih mudah untuk mengirimkan tulisan ke blog pribadi maupun ke media online yang ada di Jakarta.

Jarak ribuan kilometer dari tempat saya ke Jakarta bukan menjadi masalah. Dengan sekali klik di laptop saya, sekian detik tulisan saya sudah tayang di blog, atau sudah sampai ke redaksi media online tersebut. Tinggal di tempat yang sangat jauh dari Jakarta bukan halangan untuk berkarya. Buktinya saya bisa #KalahkanJarak untuk tetap produktif bersama jaringan baru Tri ini.

Dengan dukungan internet, stay at home itu juga bisa menghasilkan uang. Teman sekampung saya yang seorang youtuber bisa memperoleh pendapatan rata-rata tiga jutaan dalam sebulan. Kontennya sederhana, hanya drama komedi situasi tentang kehidupan sehari-hari.

Teman saya yang punya grup musik yang biasa manggung di acara pesta pernikahan awalnya bingung karena tidak ada job manggung selama masa pandemi. Dia memutar otak bagaimana agar usahanya tetap jalan dan para karyawannya tetap bisa memperoleh penghasilan. Akhirnya dia membuat konten video yang dia sebut ngamen online.

Ada juga teman sekantor yang memanfaatkan media sosial Facebook untuk berjualan. Dia mengunggah berbagai jenis kue tradisional di dinding Facebooknya. Walaupun hanya menjadi penjual produk orang lain, tapi komisi hasil jualan itu lumayan. Yang pasti, dengan menjadi penjual dengan memanfaatkan dunia internet dia sudah membantu para pembuat kue itu untuk tetap produktif di saat pandemi seperti ini.

Selain kue tradisional seperti yang dijual teman sekantor saya tadi, banyak juga kawan-kawan lain yang menawarkan makanan olahan, lauk, dan berbagai sayuran di beranda Facebook mereka. Facebook sudah menjadi marketplace untuk produk lokal dan kue tradisional.

Saya tentu sangat bersyukur dengan kemajuan ini. Saya tidak perlu pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan harian, tidak perlu berdesakan, dan tidak perlu khawatir tertular COVID-19. Saya cukup diam dirumah, tinggal menjentikkan jari, dan semua kebutuhan harian itu datang sendiri. Ternyata era e-commerce lebih cepat datangnya dari yang saya kira, bahkan untuk daerah yang jauh dari kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun