Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musibah di Malam Lebaran

9 September 2010   17:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="415" caption="Ilustrasi: Republika"][/caption] BUKA puasa di hari terakhir Ramadhan 1431 H. Seolah hendak balas dendam, semua jenis menu di atas meja, baik yang ringan maupun yang berat,  saya sikat. Saya lupa jika ada gigi saya yang berlubang. Habis salat magrib, saya bergabung dengan ponakan-ponakan yang masih bocah. Menyaksikan mereka bermain petasan dan kembang api. Duarrr... Duarrrrr... Entah sudah berapa kembang api yang dibakar. Saya pun ikut larut menyaksikan bunga api dengan berbagai warna beradu di angkasa. Jalan-jalan di Kota Makassar malam lebaran ini begitu ramai. Iring-iringan kendaraan yang sedang melakukan pawai takbir keliling memenuhi jalan-jalan. Meski demikian, tidak sampai macet seperti hari-hari biasanya. Ketidakmacetan ini mungkin disebabkan sebagian warga Makassar pada mudik ke daerah. Waktu di jam dinding menunjukkan pukul 22.00 Wita. Tiba-tiba saya merasa tidak nyaman. Ini lantaran gigi saya yang berlubang sudah mulai nyut nyut. Makin lama makin sakit, hingga rasanya sampai di ubun-ubun. Pengelihatan saya berkunang-kunang. Saya berupaya mengalihkan perhatian dengan membalas sejumlah ucapan selamat lebaran dari teman, baik lewat pesan singkat maupun lewat Facebook dan Twitter. Tapi tidak juga membuat saya nyaman. Saya telepon sejumlah teman, tapi gak ada yang angkat, termasuk sahabat saya, Faizal Assegaf. Saya ingin menyampaikan agar dia membuat status baru. Rupanya Bang Ical lagi keasyikan bermain fesbuk. Ini saya ketahui setelah melihat akunnya, juga akun grup  yang saya kelola bersamanya sudah diupdate statusnya. Bang Ical sudah berbalas-balas komentar di Facebook. Sakit gigi tak kunjung berhenti. Saya masuk ke dalam rumah dengan maksud menyampaikan kepada ahlinya. Maksudnya kepada istri saya, yang kebetulan dokter gigi. Duhhh... Ternyata, istri saya sudah tidur. Mungkin lagi capek seharian membenahi rumah dan juga dapur untuk persiapan lebaran. Apalagi semua masakan yang dipersiapkan untuk itu sudah kelar di atas meja. Sementara "merenungi nasib", tiba-tiba terdengar suara sirine meraung-raung. Kedengarannya suara itu berasal dari jalanan. Kami berhamburan keluar, ternyata sejumlah mobil pemadam. Usut punya usut, tak jauh dari rumah, terjadi kebakaran. Kasihan juga, ya, malam lebaran begini justru terjadi musibah. Musibah yang tentu saja lebih parah dibanding yang saya alami. Saya tidak sempat meluncur ke lokasi kebakaran. Bukan tidak mau membantu, tapi saya melihat bala bantuan sudah banyak. Lagi pula, orang-orang bilang sudah teratasi. Alhamdulillah. Saya masuk ke dalam kamar. Maksud saya, hendak berbaring sambil meringis supaya istri saya bangun. Tapi tampaknya dia terpulas. Duh...! Tiba-tiba saya teringat dengan resep obat sakit gigi yang biasanya ditulis istri saya untuk pasiennya.  Ya, dalam hati saya mudah-mudahan saja saya tidak salah ingat. Kalau salah ingat bisa gawat.. he he hee... Dan untung pula obat yang dimaksud itu juga masih tersedia di kotak obat. Bismillah, saya tak lagi menunggu waktu. Obat tersebut saya minum. Tentu saja sambil berdoa, semoga obat itu benar peruntukannya. Tak lama berselang saya mulai agak enakan. Sakitnya pun berangsur-angsur reda. Alhamdulillah. Semoga saja tidak ada di antara Anda yang mengalami sakit gigi. Ternyata, sakit gigi itu lebih sakit dibanding sakit hati. Kalau sakit gigi, kan belum tentu sakit hati, tapi kalau sakit gigi sudah pasti juga sakit hati. Baiklah, pada kesempatan ini juga, saya hendak menyampaikan ucapan selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Semoga datangnya Syawal memberikan kebahagian dan keberkatan kepada kita semua.

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun