Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan (Larang) Bugil di Depan Kamera!

9 Juni 2010   17:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:38 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="166" caption="diunduh dari Google"][/caption] DI PENGHUJUNG malam ini, penyakit insomnia saya sepertinya kambuh lagi. Berkali-kali saya mencoba menutup wajah dengan bantal. Tapi tetap saja mata ini tak bisa terpejam. Padahal tadi ngantuknya minta ampuuun... Di depan tivi, malah sudah sempat tertidur beberapa jenak menyaksikan sebuah wawancara terkait kampanye "Jangan Bugil di Depan Kamera". Saya tertidur bukannya lantaran tidak percaya dengan kampanye-kampanye seperti itu. Pada dasarnya bagus! Apalagi tujuannya positif! Akan tetapi, dari dulu larangan-larangan seperti itu rasa-rasanya tak  pernah terbukti secara efektif. Di sebuah media online saya pernah sebuah berita terkait dengan ini. Disebutkan bahwa saat ini  disinyalir terdapat 500 lebih cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan sex orang-orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Handphone dan Video Kamera. 90% adegan cuplikan film porno dilakukan oleh anak muda SMA dan mahasiswa, 8%nya berasal dari rekaman prostitusi, para pejabat pemerintah (DPR dan Pegawai Negeri), 2%nya adalah cuplikan kamera pengintai yang mengambil gambar para wanita-wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet ataupun di kamar hotel. Ini tentu bukan pepesan kosong, karena banyak di antaranya dapat ditemui dengan mudah di you tube. Menyaksikan adegan video porno yang diduga mirip Aiel-Luna Maya dan Ariel-Cut Tari  di You Tube, kesan saya adalah pelakunya ini sangat jelas mengetahui jika dirinya ini sedang dishoot kamera. Demikian pula dengan sejumlah video esek-esek lokal lainnya, pelakunya tampak tak segan-segan memperlihatkan wajahnya. Saya  tidak tahu bahwa apakah ini merupakan isyarat bahwa mereka tidak takut, atau bahkan sinyal perlawanan terhadap larangan itu sendiri. [caption id="" align="alignright" width="247" caption="diunduh dari Google"]

[/caption] Sifat manusia memang unik, kadang semakin dilarang semakin dilakukan. Boleh jadi mereka penasaran. Tengok saja, misalnya. Ketika pihak yang berwajib sudah mengumumkan larangan untuk mengunduh video porno ini. Yang terjadi malah sebaliknya. Sejumlah laporan tivi dari berbagai daerah menunjukkan betapa masyarakat dari berbagai kalangan, baik tua,  muda, pria maupun perempuan justru menjadikannya sebagai buruan. Bukan hanya diunduh melalui internet, tetapi sudah menyebar dari ponsel ke ponsel. Mereka sepertinya tidak peduli adanya larangan ini. Untuk itu, lebih baik jangan dilarang sekalian! Tapi jangan pula dibiarkan! Bukankah sudah ada undang-undang-nya? Tegakkan saja itu tanpa pandang bulu. Setiap yang diduga pelaku dalam video porno tersebut harus diperiksa.  Kalau sudah cukup bukti permulaan tangkap saja! Jika hanya sekadar melarang tanpa penegakan hukum yang tegas, para pelakunya malah akan menganggap pelaksana hukum di negeri ini tidak serius. Banci!!! Sama bancinya dengan penanganan kasus-kasus korupsi yang terkesan tebang pilih. Oke, sekian dulu yaa.. Setelah nulis ini sekarang sudah ngantuuuuk... Pengen tidur dulu.. Salam sebelum tidur, ANDY SYOEKRY AMAL Yuk berkawan di Facebook, klikk di SINI) Baca juga 10 Tulisan sebelumnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun