SAMPUL kaset dengan gambar wajah perempuan cantik yang sedang tersenyum itu saya temukan di laci, antara tumpukan kaset-kaset tua. Berkali-kali saya menatapnya dengan perasaan sedih. Betapa tidak, si pemilik wajah itu adalah artis idola saya, Andi Meriam Mattalatta. Perempuan kelahiran Makasar, Sulawesi Selatan, 31 Agustus 1957 yang memiliki nama lengkap Andi Meriam Nurul Kusumawardhani Mattalatta itu pergi untuk selama-lamanya. Ia meninggal dunia di Zoetermeer, Belanda, 4 Juni 2010 pada umur 52 tahun. Sejak lama saya menyukai lagu-lagu artis cantik berdarah bangsawan Bugis ini. Sejumlah albumnya masih saya simpan, bahkan telah saya rangkum dalam sebuah CD dengan format MP3. Keluarga kami cukup dekat, bahkan masih memiliki hubungan kekerabatan. Di Sulawesi Selatan, boleh dikata hampir semua bangsawan yang bergelar "Andi" masih saling bertalian darah. Selain itu, ayah mertua saya (Andi Achmad Opu To Addi Luwu - ex Datu/Raja Luwu) almarhum, adalah sahabat ayah Andi Meriam, Andi Mattalatta (almarhum). Mereka sama sama bekas pimpinan pejuang. Dulu kala mertua saya masih hidup, pernah saya diceritakan bagaimana dirinya menjadi "penghubung" antara Andi Mattalatta ketika masih muda, dengan ibunda Andi Meriam (Hj Sitti Aminah Daeng Pudji) sebelum dipersunting menjadi istrinya. Setelah menikah, mereka dikaruniai enam anak masing masing: 1. dr Hj Andi Hermien Mattalatta 2. H Muh Andi Ilham Mattalatta, 3. Ir Hj Andi Radlia Mattalatta, MBA, 4. dr Andi Faridha Mattalatta, SPA 5. Hj Andi Meriam Mattalatta, dan 6. Ir Hj Andi Sorayantina Mattalatta. Sebagai seolang penyanyi, Andi Meriam Mattalatta dikenal dengan julukan "Mutiara dari Selatan". Menurut Wikepedia , julukan tersebut pertama kali diberikan oleh (alm) Iskandar, seorang komposer/pemusik yang sekaligus menciptakan lagu khusus berjudul sama (Mutiara dari Selatan). Adapun lagu-lagu yang pernah dipopulerkan putri dari pasangan Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta (alm) dan Hj Sitti Aminah Daeng Pudji (alm) ini antara lain:
- Hasrat ciptaan Dadang S. Manaf duet dengan Bob Tutupoly
- Sejuta ciptaan Guruh Soekarno Putra
- Tiada Tanpa Kesan ciptaan Ryan Kyoto
- Hari-hari ciptaan Lea
- Angan Dalam Cinta ciptaan Ancha VMH
- Wanita ciptaan Junaedi Salat
- Hidup ciptaan Oddie Agam
- Malam Tiba ciptaan Oddie Agam
- Apa Dayaku ciptaan Sam Bobo
- Buku Buku ciptaan Oddie Agam
- Kata Dan Perbuatan ciptaan Tommy & Marie
- Hello-hello Jumpa Lagi
- Ding Ding Dong
- Andaikan
- Bendera Cintaku
- Bimbang
- Bukan Ku Tak Percaya
- Cepatlah Kau Kembali
- Cintaku
- Hasrat Dan Cinta
- Janji
- Januari Yang Biru
- Kelabu
- Layu
- Lenggang Jakarta
- Mudahnya Bilang Cinta
Banyak kelebihan yang dimiliki dan juga banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari perjalanan hidup Andi Meriem. Semasa kuliah pada program sarjana muda Sastra Inggris awal tahun 70-an, dia lebih senang naik becak ke kampusnya di Universitas Hasanuddin Makassar, padahal orangtuanya cukup berada dan terhormat. "Lebih enak dan merakyat naik becak," ujarnya. Di kampus dan dalam pergaulan sehari-hari, Andi Meriem juga dikenal sebagai gadis sederhana dalam berpakaian dan bergaul. Ayahnya, almarhum Mayor Jenderal (purn.) Andi Mattalatta, adalah orang terpandang di Sulawesi Selatan. Beliau memiliki andil besar dalam pembangunan Stadion Mattoanging Makassar dan pengembangan dunia olahraga di Sulawesi Selatan. Tak heran kalau kemudian almarhum diberi kepercayaan sebagai Ketua KONI Sulsel dan namanya diabadikan sebagai nama stadion kebanggaan masyarakat Sulsel, Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar. Kini, "Mutiara dari Selatan" yang pernah menikah dengan Bambang Hertasning (memiliki seorang anak bernama Herli Merdania) dan kemudian menikah lagi dengan Hendra Pribadi ini telah tiada. Andi Meriam telah pergi menemui takdirnya. Meninggal di Belanda saat berlibur dengan putri semata wayangnya, Herli. Menurut salah seorang kakaknya, Soraya, Meriam memang memiliki sejarah penyakil gula. Selain penyakit diabetes, Soraya juga membenarkan kabar yang menyebutkan bahwa Meri memiliki gangguan radang tenggorokan yang sempat membuatnya tidak menyanyi dalam waktu lama. "Itu memang benar, sebagai penyanyi mungkin memang biasa terganggu dengan radang tenggorokan. Namun, kedipsiplinannya yang membuatnya menjadi penyanyi yang baik," kenangnya. Sebelum meninggal di Belanda Andi Meriam mengeluh dadanya sakit. Hal ini diungkapkan Andi saat komunikasi terakhir dengan salah seorang kakaknya yang lain, Hermin Jauhar Manikam Mattalata. Ia mengadu dadanya terasa sakit. Penyakit gula yang menimpa Andi Meriem, menurut Hermin sudah cukup lama diderita. Dan bertambah dengan adanya luka di tangannya. "Karena luka begitu dalam keadaan kita lelah bisa bikin gula darah naik dan kesehatan turun drastis", ujar Hermin . Andi Meriam Mattalatta rencananya akan dimakamkan di dekat kuburan ayahnya, di komplek pemakaman raja-raja Barru, Tanah Maridie, Kajuara, Barru, Sulawesi Selatan. Selamat jalan, Andi Meriam, selamat jalan Mutiara dari Selatan. Turut belasungkawa dari kami, rumpun keluarga besar Raja Luwu ANDY SYOEKRY AMAL Keterangan foto: diunduh dari Google Yuk berkawan di Facebook, klikk di SINI) Baca juga 10 Tulisan sebelumnya:
- Menjadi Kaya dengan Tuyul Kredit?
- Masya Allah, Luna-Ariel Ditelanjangi Rame-rame!
- Kang Pepih Menyibak Misteri Tato Luna Maya
- Hasan Tiro, Aceh, dan Istrinya yang Yahudi
- Sang Wali Pergi Setelah Kembali ke Pangkuan NKRI
- Memahami Hitler di Balik Kasus Israel
- Siapa Berani Lawan Israel?
- Ketua KPK: Kini Giliran Advokat?
- “Saya Ini Orang Yahuuudi…!”
- Kisahku: Sulitnya Meninggalkan Rokok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H