[caption id="" align="alignleft" width="266" caption="sumber: googling"][/caption] SEPULANG berkunjung dari negeri Polantas, saya dan permaisuri Inge menikmati liburan di kebun binatang milik Mbah Joko Sembung, penasehat Negeri Ngotjoleria yang sudah jompo namun masih doyan janda itu. Anehnya, koleksi binatangnya hanya kadal. Tak ada yang lain. Kadalnya pun berwarna-warni: ada kadal hijau, kadal merah, kadal kuning, kadal biru, kadal abu-abu, dan kadal loreng. Makanya kebun binatang ini diberi nama Kota Kadal. Mbah Joko piawai menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kadal. Menurutnya, kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok reptil. Secara luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris: lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau, dan hidup di atas tanah (Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo Scincomorpha). Jadi, secara umum, lanjut Mbah Joko, kadal ini mencakup jenis-jenis yang bertubuh kecil seperti kadal pasir Lygosoma, sampai ke biawak Komodo (Varanus komodoensis) yang bisa mencapai panjang lebih dari 3 meter. Secara ilmiah, kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia (=Sauria), bagian dari bangsa hewan bersisik (Squamata). Anak bangsa Lacertilia, poteh Mbah Joko lagi, pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan pelupuk mata yang dapat dibuka tutup. Meskipun demikian, sebagai kekecualian, ada pula anggota-anggotanya yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ‘ular’ kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tak berkaki. Penjelasan Mbah Joko ini tak ubahnya dengan keterangan kamus online di Wikipedia. "Wah, Mbah ini rupanya pakar kadal, ya..." "Bukan hanya pakar, tapi dasarnya emang Mbah ini kan kadal jugaaa... ha ha haaaa...." "Mbah kadal?" "Iya, soalnya Mbah kan tiap hari mengkomsumsi pil kadal." "Wah, kadal ini bisa juga dijadikan pil, ya, Mbah?" "Ya, iyalaahhhh....!" "Ceritanya gimana, Mbah?" Hmmm... Mbah Joko Sembung tampak bersemangat. Gigi palsunya dipasang. Dia pun melanjutkan penjelasannya.... Ada dua jenis pil kadal di dunia. Satunya pil kadal Mesir dan satunya lagi pilkadal Indonesia.Pil kadal Mesir berfungsi untuk memperlambat proses ejakulasi. Setelah diminum, tubuh akan terasa hangat. Pil kadal ini akan memacu Andrenalin dan menekan jantung sehingga memompa darah lebih cepat. Sedangkan pil kadal Indonesia lain lagi. Ia berfungsi untuk mengais dukungan warga dengan janji-janji dan simbol-simbol, entah itu agama atau nasionalisme. Pil kadal Indonesia adalah obat mujarab untuk mengantarkan para kadal ke tahta kadal super. "Jadi pil kadal Indonesia bisa digunakan untuk pemilihan kadal, eh, maksudnya pemilihan kepala daerah langsung, Mbah?" "Bisa...! Dan yakin saja pasti menang... Emangnya kenapa?" "Enggak Mbah, saya cuma tertarik aja karena di negera tetangga, kan, sedang musim Pilkadal tuh. Kebetulan juga ada kawan yang rencananya sedang ikut bertarung..." "Laki apa perempuan?" "Perempuan Mbah..." "Wah, kalau perempuan sepertinya ada syarat tambahan." "Apa itu, Mbah?" "Syaratnya harus jandaaaaa...." Ha ha haaaaaa....., dasar Mbah Mbah Joko Sembung, sudah jompo masih doyan janda.... Udah dulu, yaaaaa..... nanti disambung lagi soalnya internet ngadat... Catatan: 1. Pilkadal adalah akronim Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2. Kalau sempat, bersambung di lain waktu tentang Pemilihan Kepala Kadal di Kota Kadal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H