Mohon tunggu...
Andy A Santady
Andy A Santady Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Perguruan Tnggi Jakpus. Penikmat Kopi, Kata dan Kamu.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tanggapan Aksi Bela Islam Jilid II

2 November 2016   09:49 Diperbarui: 2 November 2016   09:58 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Source merdeka.com

Salam kompasianers...

Beberapa minggu belakangan ini seluruh media sosial seperti Facebook, Twitter, Path dsb diramaikan dengan postingan tentang aksi demo bela islam yang akan dilakukan oleh tiap element masyarakat muslim, ormas dan organisasi kemahasiswaan setelah atau ba'da sholat jum'at pada tanggal 4 November 2016 ini. 

Aksi bela islam tersebut merupakan aksi damai jilid II dengan tuntutan isi aksi #PenjarakanAhok. Basuki Tjahaya Purnama atau yang biasa disebut Ahok  gubernur DKI ini dituding sebagai pemicu masalah kenapa adanya aksi bela islam. Pada pidatonya di kep. Seribu di akhir bulan September lalu yang membahas program pemprov untuk daerah dan warga kep. 

Seribu. Namun, justru sosialisasi tersebut berbuntut masalah hingga saat ini, kicauan ahok pada video yang di dokumentasikan oleh @PemprovDKI itu sendiri pun sangat jelas bahwa Ahok mengutip ayat dari surat al-maidah 51. Pada pernyataannya yang berbunyi:

"Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya"

 Pernyataan itulah yang dianggap oleh sebagian besar umat muslim sebagai pernyataan yang telah menghina keyakinan umat islam terhadap kesucian kitabnya. Bagaimana tidak, dalam sosialisasi program ahok di kepulauan seribu ini terdapat tendesi terhadap momentum pilkada tahun depan. Berawal dari kicauan ahok tersebut yang menurut saya blunder itu menjadikan gerakan massa islam untuk membela apa yang seharusnya mereka bela. Setelah video beredar di berbagai media sosial secara masif, barulah muncul kecaman terhadap gubernur DKI telah menistakan agama islam melalui pernyataannya. 

Dari berbagai kecaman masyarakat maupun tanggapan tokoh - tokoh nasional, gubernur DKI pun memberikan tanggapan atas pernyataan pada pidatonya di kep. Seribu bahwa dirinya tidak berniat menghina Al-quran. Selang beberapa minggu ahok meminta maaf kepada seluruh umat muslim di Indonesia khususnya ihwal pernyataan yang dianggap menistakan agama dikarenakan banyak yang melaporkan gubernur DKI agar dibawa ke ranah hukum pun seiring volume pemberitaan tentang kasus ini yang sangat tinggi diberbagai media massa. 

Tidak sampai disana, laporan yang masih terus di proses oleh pihak kepolisian ini pun banyak mengundang pertanyaan dari berbagai kalangan sehingga menuai beberapa gerakan atau aksi dibeberapa daerah diseluruh Indonesia (jarang masuk berita nasional media tv), hingga akhirnya menimbulkan aksi nasional jilid I dan kemudian Jilid II yang akan dilakukan sesuai tanggal pada judul artikel yang saya buat ini.

Nah, seperti itulah pendahuluannya mari kita lanjut ke sesi konten daripada judul.

Secara sosial & psikologi, kesadaran massa dibangun dan dibentuk atas bebrbagai pemberitaan tentang permyataan ahok yang dianggap menistakan agama ini. Elemen atau masyarakat yang beragama islam jelas tidak akan terima karena seorang gubernur keturunan tionghoa ini telah berbicara  dan membahas tentang agama yang bukan agamanya didepan khalayak umum, ya Jelas hal ini mempunyai unsur SARA. Walaupun sebenernya freedom of speech atau biasa disebut kebebasan dalam berbicara namun yang bisa dipertanggung jawabkan juga kan? ?

Bagaimanapun juga negara ini berasaskan pancasila, ideologi yang dibangun oleh leluhur menjadikan pemeluk agama islam indonesia mempunyai rasa toleransi yang sangat tinggi terhadap agama agama minoritas lain bahkan untuk memilih pemimpin sekali pun. Sudah jelas, jika melihat negara negara dengan islam minoritas diluar sana, cukup banyak negara yang menolak anti-islam di negaranya (silahkan searching datanya sendiri)  Anti-islam loh, religion atau agama. 

Jadi pada kasus gerakan bela islam jilid II ini,  menurut hemat saya pernyataan ahok lah yang harus dipertanggung jawabkan, wajar demo atau aksi besar-besaran #PenjarakanAhok  loh proses hukumnya berjalan lama. Persatuan dan stabilitas negara pun ikut dipertaruhkan dalam kasus ini, loh. Tidak sedikit agama lain menganggap islam dan ormas-ormas nya yang merusak stabilitas nasional, monggo diluruskan ya...

 Islam tidak anti dengan agama lain, hanya anti terhadap individu apalagi public figure atau tokoh publik ya semacam gubernur DKI yang tersandung kasus penistaan agama islam ini. Be, smart... Baca berita cetak, online ataupun televisi jangan langsung ditelan mentah2 silahkan bandingkan dengan sumber-sumber lain yang lebih kredibel dan terpercaya dan independen dalam mengeluarkan berita. Seperti yang kita tahu sendiri kan media sebagai political tools atau alat politik, penggiring opini dan alat propaganda,  makanya profesi buzzer laku keras menjelang pilkada DKI dsb nya kan? . Hehe..

Jadi kesimpulannya sih sederhana,  demi menjaga stabilitas dan persatuan nasional ya silahkan saja Aksi Bela Islam asal izin, kan kalo ga izin ya berarti ilegal aksinya. Hehe... Buat yang benci sama aksi bela islam ya silahkan aja buat aksi tandingan tapi ya harus tau dulu apa tuntutan aksinya ya? Jangan nuntut karena aksi bikin macet bla bla bla ya... Laaah jakarta mah emang udah macet kagak demo juga. 

Kemudian untuk umat islam maupun non-islam yang benci dengan ormas2 islam, berharap lebih teliti lagi dan bisa dikajii ulang terhadap media yang anda baca jangan langsung mudah terpengaruh isi atau hanya judul saja, terkadang fakta sama yang anda baca itu berbeda. Mengenai pilkada DKI 2017, pasti kasus gerakan ini jadi momentum politik dan kesempatan besar kepada para paslon lainnya, ya kalo ahok dipenjara kan kandidat paling kuat berkurang, betul? ? ? Hehe

Kemudian yang paling menjadi pertanyaan mendasar saya adalah; Apakah aksi nasional tersebut terdapat hidden agenda aksi menggulingkan regime terkait sowan jokowi ke prabowo?? We will see......................................... Sekian tanggapan dari saya.

Salam penulis. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun