Mohon tunggu...
andy r
andy r Mohon Tunggu... Seniman - Para Penikmat Embun Pagi

Seorang hamba yang sedang berkelana dalam rimba fana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Bayang dan Jeritan

22 September 2024   19:30 Diperbarui: 22 September 2024   19:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah malam, sepi menggigit,
Kau datang, menyalakan bara,
Namun aku, terkurung dalam bayang,
Membiarkan suara-suara itu meredup,
Tak mendengar jeritan jiwa yang kau bawa.

Satu persatu langkahmu terhenti,
Seolah dunia mengabaikan cahaya,
Aku, terbuai dalam kesenangan,
Menikmati mimpi yang semu,
Sementara kau berjuang dalam sunyi.

Maafkan aku, yang tak melihat,
Ketika bintang-bintang tertatih,
Ketika harapanmu menjadi debu,
Kau memanggil, tapi aku terpejam,
Terjebak dalam egoku yang tinggi.

Kini, saat waktu menampar wajah,
Aku terbangun, meraba kesadaran,
Kau adalah nyala dalam gelap,
Yang kutinggalkan, dalam keraguan,
Maafkan aku, karena tak pernah peduli.

Dalam setiap bait, setiap helaan napas,
Kau adalah suara yang takkan sirna,
Kini aku menyesal, merangkul hampa,
Gairah yang penuh cita,
Maafkan aku, yang buta dalam cinta.

"aR79"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun