Di antara suara gemuruh revolusi,
Kau temui aku, bayang tak berisi,
Menyusuri lorong-lorong sepi,
Dalam gerak langkah tanpa arti.
Kehidupan berlari, sementara aku terdiam,
Di pinggir jalan, terasing dalam keramaian,
Mimpi-mimpi tak lagi bersinar,
Seakan redup di ujung pandang.
Bukan pilihan, namun takdir yang menanti,
Dalam labirin harapan yang tak terhenti,
Aku terjerat dalam luka yang abadi,
Menanti cahaya di ujung hari.
Kau lihat, betapa terasingnya aku,
Di antara kata-kata yang membisu,
Sebuah perjuangan, tanpa suara,
Mengalir dalam sunyi, tanpa mata.
Tidak ingin menjadi debu yang hilang,
Namun terjebak dalam perputaran yang panjang,
Semoga suatu saat, suara ini bangkit,
Menggugah jiwa yang tersingkir, terjaga kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H