Mohon tunggu...
Putra Adnyana
Putra Adnyana Mohon Tunggu... lainnya -

seorang bloger yang kecanduan film, musik, dan penulis sajak galau terpahit

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Semangkuk Nikmat Sambal Bejek Belayu, Tabanan-Bali...

10 Februari 2014   23:30 Diperbarui: 4 April 2017   16:18 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_311367" align="alignnone" width="615" caption="Sepaket sambel bejek belayu"][/caption]

Setiap kali perjalanan panjang menuju Desa Jatiluwih yang sohor dengan lanskap sawah teraseringnya itu, mata tak pernah lepas dari lintasan jurusan Denpasar – Marga , Tabanan Bali. Mata saya selalu mencari-cari sebuah warung mungil sederhana beratap asbes dan berlantai tanah, yang selalu ramai dikerumuni para pencinta kuliner Dewata. Misi mereka (dan serupa dengan misi saya) hanya satu, yakni mendapatkan sensasi pedas dari kesegaran sambal bejek Belayu yang diperbincangkan seantero Tabanan itu.

Padahal belum jam makan siang, tapi saya dan kawan memutuskan menepi di pinggir jalan untuk bisa singgah terlebih dahulu ke warung spesial sambal bejek belayu

[caption id="attachment_311379" align="alignright" width="300" caption="semangkuk sambal bejek belayu"]

1392051506768565371
1392051506768565371
[/caption]

milik Pak Riwin dan Men Kasih itu. Entah, mendadak sambal bejek itu menjadi ciri khas Desa Belayu, dan selalu diidentikan dengan kuliner unik Kabupaten Tabanan, Bali. Kami pun duduk bersila di atas bangku panjang melebar lusuh. Tanpa basa-basi memesan paket nasi sambal bejek Belayu.Dalam sepaket nasi sambal bejek Belayu, kita akan disuguhkan sepiring nasi yang berisi ‘tum’ (sejenis pepes) ayam, semangkok sup sayur hijau berkuah bening dengan taburan kecambah, dan tentunya semangkuk sambal bejek Belayu. Ya, sambal bejek Belayu adalah primadonanya, sementara menu lainnya hanya pelengkap dalam paketnya. Apa uniknya sambal bejek ini? Apa karena pedasnya?

[caption id="attachment_311370" align="alignright" width="300" caption="Pak Riwin tengah membejek bumbu-bumbu sambal"]

13920488461956170391
13920488461956170391
[/caption]

Sekilas sambal bejek Belayu mirip dengan sambal matah Bali. Sekilas kita juga bisa mengira ini sambal bongkot Bali. Namun, saya bisa katakan itu bisa jadi adalah kolaborasi dan modifikasi kedua sambal tersebut. Saya melihat Pak Riwin tidak menambahkan daun serai yang biasanya untuk sambal matah ke dalam sambal bejek tersebut. Seperti halnya sambal bongkot Bali, sambal bejek juga menggunakan bahan dasar bongkot (kecombrang).Bongkot yang digunakan adalah kuncupnya yang berwarna merah muda itu. Cabai, irisan bawang merah, garam bergabung dalam adonan bongkot. Menariknya, di dalam sambal bejek tersebut tidak dilumuri minyak kelapa sedikit pun, beda dengan sambal matah. Uniknya, bukan hanya bumbu pedasyang dimasukan dalam adonan tersebut, ternyata ada suwiran ayam goreng di dalamnya. Keunikan tersebut belum terhenti, sampai seluruh bahan-bahan tersebut dibejek dan diaduk hingga rasanya menjadi kesatuan utuh. Bukannya diulek, melainkan dibejek oleh tangan Pak Riwin. Inilah yang membuat hidangan itu dinamakan sambal bejek.

[caption id="attachment_311373" align="alignright" width="300" caption="Panorama hijau Desa Belayu menambah kesegaran sambal bejek"]

13920489361628080309
13920489361628080309
[/caption]

Tekstur dan aroma harum bongkot benar-benar meresap dalam suwiran ayam tersebut. Anehnya, kita tidak seperti menikmati sambal bongkot, karena perpaduan bumbu usai dibejek tersebut menciptakan cita rasa baru. Sensasi pedasnya pun tidak terlalu meletup-letup, masih berada dalam kategori ‘aman’ bagi mereka yang tidak maniak pedas. Saya malah merasakan sensasi kesegaran di balik sambal bejek ini. Usut punya usut, rupanya Pak Riwin membuat sambal itu on the spot, semua bahan diramunya langsung di meja. Praktis, kesegaran rasa dan bahannya masih tetap terjaga. Seperti sebuah dapur terbuka, kita pun bisa melihat atraksi beliau membejek resep makanan tersebut.

Untuk bisa menyantap sepaket nasi sambal bejek Belayu, saya cukup merogoh kocek Rp 10.000. Untuk minuman, silahkan bisa pesan es teh atau es jeruk seharga Rp 3000. Indah panorama hijau Desa Belayu dengan atmosfer sejuk dan rindang khas Tabanan turut menjadi pelengkap kenikmatan dari suguhan segar sambal bejek Belayu. Barangkali sobat Daihatsu yang berniat ke Jatiluwih, bisa mampir melepas lapar terlebih dahulu dengan sambal bejek. Sebuah santapan siang yang segar luar dan dalam menjadi jaminan kepuasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun