Mohon tunggu...
andy nuraini
andy nuraini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bukan siapa - siapa dan nggak ingin terkenal

Suka nulis dan jalan2

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Bencana Tsunami Aceh dengan Budaya Sadar Bencana

4 September 2019   12:10 Diperbarui: 6 September 2019   08:45 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana Tsunami Aceh, masih hangat dalam ingatan kita. Merupakan sebuah bencana besar yang melanda Aceh dan sekitarnya. Serta beberapa wilayah negara Asia, seperti Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilanka, bahkan sampai ke Pantai Timur Afrika.

Gempa bumi dahsyat dengan kekuatan mencapai 9,3 skala Richter dan menimbulkan satu bencana susulan setelah gempa. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 lalu. Korban meninggal terhitung mencapai 230.000 jiwa dari seluruh wilayah di Asia yang terkena gempa dan Tsunami. Jumlah korban terbanyak terdapat di daerah negeri kita, Aceh.

Bencana gempa bumi dan Tsunami yang terjadi di Aceh lima belas tahun yang lalu bukanlah sebuah kejadian kecil yang akan mudah dilupakan begitu saja. Terutama bagi masyarakat Aceh, ingatan akan kejadian Desember 2004 itu masih terus membayangi. Tentunya, peristiwa tersebut sebaiknya memang tidak boleh menjadikan masyarakat Aceh terpuruk. Masyarakat Aceh, seperti yang kita ketahui, tetap bangkit dan membangun kembali Aceh dari terjangan bencana sebelumnya.

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia pun seharusnya ikut menjadi bagian bagi kebangkitan Aceh kembali. Tidak semua terjun secara langsung menuju Aceh, tetapi bantuan secara tidak langsung baik itu berupa sumbangan, perhatian, dan doa menjadi semangat bagi mereka untuk bangkit kembali.

Waspada Terhadap Bencana

Kita tinggal di sebuah negara dengan potensi bencana alam yang cukup tinggi. Mulai dari gempa bumi, gunung berapi, tsunami, dan beberapa bencana alam lainnya yang berkaitan satu sama lain. Pengetahuan akan potensi bencana alam di Indonesia perlu kita kantongi. Salah satunya, dengan rajin membaca buku yang berkaitan dengan wilayah mana saja yang rawan bencana alam atau rajin mengunjungi situs informasi bencana di internet.
Dengan mengetahui wilayah mana saja yang memiliki potensi bencana alam, bukan berarti kita harus menjauhi atau sengaja mencari daerah yang aman untuk tempat tinggal.

Bencana itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Bahkan di tempat yang kita kira aman. Serta kedatangannya yang tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi. Akan tetapi, hal tersebut haruslah menjadi sebuah ancang-ancang bagi kita. Untuk selalu waspada dan berusaha untuk siap menghadapi bencana. Tindak nyata dari kewaspadaan kita akan bencana alam adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan informasi mengenai bencana-bencana alam yang berpotensi terjadi di Indonesia serta tindakan nyata pada saat bencana terjadi.

2. Bersahabat dengan alam. Beberapa bencana alam sering terjadi justru karena ulah dan perbuatan manusia yang menyebabkan keseimbangan alam terganggu dan menimbulkan bencana. Contohnya pembalakan liar pada hutan-hutan bisa menyebabkan bencana banjir. Karena wilayah serap air hujan sudah hilang dan berganti menjadi pabrik-pabrik dan perumahan.

3. Seringnya pengadaan penyuluhan serta pelatihan tanggap bencana alam oleh pemerintah serta lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penanganan bencana alam. Penyuluhan dan pelatihan tanggap bencana alam ini akan membuat masyarakat lebih menyadari bahwa kewaspadaan akan bencana itu adalah hal yang penting. Serta bagaimana masyarakat bisa menyelamatkan diri dengan cara yang benar pada saat bencana terjadi. Setidaknya pelatihan ini akan membuat masyarakat tidak asing lagi dengan metode penyelamatan diri.

4. Pendidikan akan tanggap bencana alam sejak dini pada anak-anak. Anak-anak merupakan bagian penting bagi masa depan bangsa.

Apabila mereka telah diberikan bekal pengetahuan yang cukup mengenai bencana alam serta penanganan dan pelatihan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana, akan menjadikan mereka lebih siap. Kita juga bisa memberitahukan tentang bencana Tsunami Aceh yang pernah terjadi beberapa tahun silam sebagai gambaran. Selain itu, tidak menutup kemungkinan di masa depan, anak-anak tersebut bisa menciptakan alat yang lebih canggih. Misalnya, alat yang berguna untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana. Serta alat-alat lainnya yang berguna pada saat bencana alam sudah terjadi.

Memupuk Rasa Persatuan

Ketika terjadi bencana, terutama bila terjadi di salah satu daerah di negara kita. Salah satu cara untuk bisa mengobati rasa luka para korban, terutama yang masih selamat adalah dengan mengulurkan tangan kita. 

Terjadinya bencana alam seharusnya bisa membuat rasa persatuan dalam diri menjadi semakin besar. Ketika bencana Tsunami Aceh terjadi, banyak bantuan yang berdatangan. Ketika itu, seluruh rakyat Indonesia mengulurkan tangannya. Walau banyak yang tidak bisa membantu secara langsung ke tempat kejadian, tetapi rasa persatuan terasa di seluruh penjuru Indonesia.

Bantuan berupa pakaian, bahan pangan, selimut, obat-obatan, serta jenis bantuan lainnya bermunculan. Tidak saja hanya berasal dari pemerintah, bantuan juga datang dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia di seluruh wilayah negeri ini. Para relawan yang berani menyumbangkan tenaga mereka secara langsung dengan mendatangi wilayah bencana. Mereka pun datang dengan membawa semua bantuan barang titipan dari masyarakat Indonesia lainnya, yang tidak bisa langsung membantu di wilayah bencana.

Kita perlu belajar dari bencana Tsunami Aceh. Bencana tersebut telah menjadikan Indonesia lebih bersatu lagi dan bahu membahu untuk membuat Aceh bisa bangkit kembali dari luka-luka akibat bencana. Tentu kita tidak menginginkan bencana terjadi di bagian mana pun di negeri ini. Tetapi, rasa persatuan haruslah tetap dipupuk. Terutama pada saat terjadi bencana di suatu daerah.

Bantuan sekecil apa pun akan sangat berharga bagi mereka yang menjadi korban bencana. Terutama bantuan pemulihan trauma psikis para korban. Kita bisa membantunya dengan tetap menunjukkan rasa semangat dan tidak mengungkit-ungkit kejadian tersebut. Lalu, merangkul mereka untuk bersama-sama menatap ke depan dan memperbaiki kerusakan yang ada.

Mencintai Alam

Salah satu cara pencegahan bencana alam terutama bencana seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, dan kekeringan adalah dengan kembali kepada alam dan mencintainya.

Mencintai dalam hal ini adalah dengan tidak merusak alam. Banyak bencana seperti banjir dan longsor terjadi di mana-mana. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari andil kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan alam. Bencana banjir dan longsor tersebut bisa saja terjadi karena semakin berkurangnya hutan akibat eksploitasi berlebihan yang dilakukan oleh manusia. Akibat berkurangnya luas hutan, terjadi banjir karena daerah resapan air hujan di hutan semakin berkurang.

Begitu pula dengan bencana longsor. Banyak daerah-daerah dataran tinggi yang dijadikan pemukiman, vila, dan arena hiburan yang menyebabkan areal hijau di sekitarnya berkurang. Sehingga tidak ada penyangga yang kuat lagi dari akar pohon yang memiliki fungsi untuk menahan air hujan ketika hujan turun. Akibatnya, terjadilah longsor di daerah-daerah tersebut, yang dirugikan tetaplah manusia itu sendiri. Mulai sekarang, tidak ada salahnya kita kembali bersahabat dan mencintai alam.

Salah satunya adalah dengan menghentikan pembalakan liar dan penanaman kembali lahan gundul. Pembersihan sungai-sungai besar dan kecil dari tumpukan sampah dan kegiatan cinta alam lainnya yang akan berdampak positif juga bagi kita.

Bencana Tsunami Aceh mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap bencana. Selain itu, rasa persatuan haruslah terus dipupuk karena bila terjadi bencana di suatu wilayah di negeri ini, kitalah orang pertama yang harus membantu. Kita pun harus membangkitkan semangat masyarakat yang wilayahnya dilanda bencana. 

Terakhir, kembali bersahabat dan mencintai alam. Apabila kita jaga alam, alam jaga kita. Bersahabat dan mencintai alam merupakan salah satu cara untuk kita bisa memperkecil risiko terjadinya bencana alam.

Demikianlah artikel ini dibuat agar kita semua menanamkan budaya sadar bencana dan bisa mengetahui cara menanggulanginya jika ada bencana lain terjadi. Semoga kita semua diselamatkan dari bencana apapun yang ada di dunia ini. Terimakasih dan selamat beraktifitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun