Pak Prabowo menyadari bahwa menjadi presiden adalah mimpinya. Potensi pribadi, dukungan lingkungan dan keuangan telah memberi jalan baginya untuk meraih mimpi itu. Meski dibenturkan kegagalan berkali-kali. Beliau selalu bangkit dan mencoba lagi. Tahun ini, kegigihan beliau (nampaknya) membuahkan hasil.
Hal ini lah yang patut kita contoh. Menjadi pribadi yang faham tentang apa yang diinginkan dan diimpikan, lalu berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Dalam perjalanan kita meraih mimpi tersebut, tentunya akan ada bayang kegagalan yang selalu menghantui. Tapi Ketika ketakutan akan kegagalan itu hadir, ingatlah, Pak Prabowo yang gagal dalam pilpres tiga kali saja masih mau mencoba lagi, masa kita yang baru ditolak sekali oleh pujaan hati mau mundur dan berlari? Atau Ketika kita tidak lulus seleksi pekerjaan yang kita incar, janganlah risau, karena laman jobstreet masih terbuka lebar. Tak lolos seleksi jadi abdi negara? Tahun depan cobalah lagi dengan usaha yang lebih ekstra.
Yah walaupun demikian hidup haruslah tetap realistis. Hidup kita tidak semudah omongan motivator. Jatah gagal kita juga tidak sebanyak pak Prabowo. Ada hitung-hitungan matematis yang juga harus kita takar tentang kemungkinan berhasil atau justru gagal total.Â
Kita harus mampu untuk bijak dalam mengambil Keputusan akan terus berjuang di jalan yang sama, atau justru memutuskan mengambil jalur yang berbeda. Hanya kita yang bisa memutuskan terhadap setiap kesempatan dan peluang tersebut. Namun ketika kita sudah berani memutuskan sesuatu, maka seperti yang selalu diserukan pendukung Prabowo: All in! lakukan semuanya dengan komitmen untuk sesuatu yang kau ingin!
Akhirnya, walaupun tidak semua dari kita All in Prabowo, pun tak semua setuju dengan program makan gratis, tak bisa dipungkiri bahwa Pak Prabowo adalah lelaki pantang menyerah. lelaki yang telah menginspirasi kita semua untuk tak mudah takluk dalam kegagalan.
