[caption id="attachment_103897" align="aligncenter" width="300" caption="4rdysama.wordpress.com/"][/caption] Seorang murid datang pada seorang guru petapa dan menyampaikan niatnya untuk belajar menjadi petapa juga untuk mencapai pencerahan diri. Kemudian sang guru petapa ini menyuruh muridnya untuk bertapa di sebuah gunung batu selama 7 hari saja. Dan ia harus menbuat sebuah goa pertapaan yang layak dengan beberapa alat yang sederhana ,setelah itu iapun boleh bertapa selam 7 hari dan kembali menghadap gurunya. Keesokan harinya berangkatlah petapa ini dan mulai menbuat goa di bukit batu itu untuk menjadi tempat pertapaanya. Ia kerjakan dengan semangat selama 2 minggu baru selesai ,namun keesokan harinya ketika ia mau memakai gua itu menjadi tempat pertapaanya ,teryata disana sudah ada petapa lain yang memakai goa buatannya. Iapun tak tega mengusir petapa itu ,akhirnya ia hanya merenung di luar saja serta mulai terbiasa menyatu dengan dingin malam namun ia bahagia. Keesokan harinya iapun kembali berkerja menbuat goa pertapaan baru ,namun kembali goa ini diambil alih oleh petapa lain. Berkali kali ,bertahun tahun iapun hanya menbuat goa pertapaan dan semankin banyak petapa datang bertapa di bukit ini. Tanpa terasa ia telah menbuat sekitar seratus tempat pertapaan selama hampir 15 tahun. Dan suatu hari gurunya datang dan berkata: "Cukup engkau sudah menyelesaikan pertapaanmu dan tugasku sekarang selesai dan engkaulah pengantiku dan bimbinglah para petapa petapa muda ini ,besok aku akan parinibana" Sebuah bentuk pertapaan yang sempurna ,hening di luar namun juga hening didalam diri walaupun ia dirugikan oleh orang lain yang merebut hasil kerja kerasnya namun ia diam ,ia hening ,iapun mencapai puncak "nibbana". Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H