Mohon tunggu...
Andyda Meliala
Andyda Meliala Mohon Tunggu... lainnya -

Pemerhati anak dan parenting, aktif sebagai pembicara di berbagai seminar dan talk show khususnya terkait tema pendidikan anak berbasis otak, parenting dan kesehatan mental. Menggali pengalaman di bidang pendidikan anak di berbagai negara. Pencetus Resourceful Parenting Indonesia yang memiliki situs http://resourceful-parenting.blogspot.com/. Ingin Mengundang Andya Meliala sebagai narasumber hub 085925077652

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Mengatakan “Tidak” kepada Anak?

29 Oktober 2011   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_144840" align="alignnone" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Latihlah anak-anak anda menerima kekecewaan, penyangkalan dan penolakan.

Kehidupan modern saat ini tidak hanya kompetitif namun juga penuh stress dalam berbagai aspek. Anak-anak harus secara bertahap menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Oleh karena itu orang tua harus melatih anak sesuai dengan keadaan ini. Anak-anak perlu diajarkan menerima kata “Tidak”, bukan hanya dari orang tuanya, namun juga teman, guru, tetangga, bahkan orang yang tidak dikenalnya.

Disiplin berawal dari rumah

Sebagian orang tua cenderung memanjakan anak-anak. Semua yang serba berlebihan mulai dari mainan, games, permen dan coklat, memanjakan anak pada usia dini. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anakyang dibesarkan dalam keluarga kaya cenderung kehilangan kemampuan berimajinasi. Karena mereka mendapatkan segala sesuatu, sulit bagi mereka untuk berusaha mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu, orang tua tidak seharusnya memberikan kepada anak-anak lebih dari yang mereka butuhkan. Kebutuhan akan disiplin ini harus ditanamkan oleh orang tua sendiri. Orang tua harus mempersiapkan anak menghadapi saat-saat sulit dalam hidup.

Jangan memenuhi semua permintaan anak

Walaupun orang tua merasa puas bila dapat memenuhi permintaan anak, mereka harus dengan sengaja tidak memenuhi sebagian permintaan anak. Bila semua keinginan anak dipenuhi, anak akan cenderungmementingkan diri sendiri. Bahkan satu kata “Tidak” dapat membuatnya kehilangan keseimbangan. Anak-anak ini memiliki keinginan yang sering tidak masuk akal. Pada usia remaja atau dewasa mereka tetap tidak dapat menerima kata tidak dan tidak dapat menerima kekecewaan dengan cara yang tepat, mereka mungkin menanggapinya dengan kekerasan atau hal-hal negatif lainnya, atau mengalami depresi akut.

Jangan mendukung perbandingan

Orang tua harus selalu berusaha meredam kecenderungan anak untuk membandingkan barang-barang miliknya dengan milik anak-anak lain. Misalnya, anak meminta dibelikan mainan hanya karena anak tetangga baru saja membelinya. Keinginan seperti ini tidak boleh dituruti atau anak akan terus membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang tua harus mengendalikan kecenderungan ini sejak anak masih kecil.

Memenuhikeinginan anak agar anda tidak terganggu

Agartidak terganggu dengan rengekan anakyang meminta sesuatu, orang tua cenderung memilih menurutinya. Namun selalu memenuhi keinginan anak hanya memiliki pengaruh jangka pendek. Lambat laun Anak-anak cenderung kehilangan rasa hormat kepada orang tuanya.

Jangan memenuhi keinginan anak karena rasa bersalah.

Sebagian orang tua cenderung menyenangkan anaknya karena merasa bersalah. Misalnya, seorangibu bekerja pulang terlambat. Ia tidak sempat membantu anaknya mengerjakan PR. Sang anak minta es krim setelah makan malam. Walaupun ibu tahu bahwa es krim tidak baik untuk kesehatan anak, ia memberikannya karena merasa bersalah. Anak tahu alasannya dan ia akancenderung mengulanginya lagi pada saat mereka menghadapi situasi yang serupa. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh memenuhi keinginan anak untuk menebus rasa bersalah. Mereka harus berani menghadapi kemarahan anaknya.

Tidakmudah menolak keinginan anak, namun anda dapat mencoba tips berikut ini:

Katakan tidak dengan tegas.

Anak mungkin marah dan mengamuk bila ia ingin membeli sesuatu dan anda mengatakan tidak. Bila setiap anak mengamuk dan anda menyerah, anak akan terbiasa dengan keadaan bahwa air mata atau rengekan akan membuat anda membeli barang yang diinginkannya.

Jangan berusaha meredakan kemarahan anak dengan membeli barang lain.

Bila anda melakukannya, anak akan menganggap anda akan membelikan sesuatu untuknya setiap kali anda mengajaknya berbelanja.

Jangan mengulang-ulang cerita.

Anda tidak perlu menceritakan kepada semua orang bahwa anak anda marah karena anda tidak membelikan mainan yang diinginkannya. Hal ini hanya akan membuat anak memberontak dan ingin melakukan hal yang sama.

Buat daftar keinginan

Buatlah sebuah daftar dan minta anak anda membawanya bila anda ingin mengajaknya berbelanja. Bila ia menginginkan sesuatu, mintalah anak menulisnya pada daftar tersebut. Hal ini akan mengalihkan perhatian anak dan anak merasa memiliki sebuah pegangan.Biasanya anak justru fokus pada daftar itu dan bukannya benda-benda yang diinginkannya.

Bicarakan dengan anak anda. Bila anak sudah cukup besar dan sudah mulai mengerti tentang uang, katakan kepadanya bahwa anda tidak mempunyai cukup uang untuk membeli semua barang yang ia inginkan. Jika anak anda masih balita anda dapat mengatakan bahwa produk itu tidak bagus dan anda akan membeli yang lebih bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun