Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dibalik Senyum Ramah Seorang Guru, Tersimpan Pengorbanan yang Tak Ternilai

1 Desember 2024   12:33 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasioner sekalian, pernahkan kita berpikir tentang apa yang menjadi pengorbanan terbesar dari seorang guru? Mungkin di antara kita pernah memikirkan hal ini, meski hanya tersirat sesaat.  Lumayan lah, sebuah pemikiran yang muncul untuk sekedar menggugah simpati terhadap profesi ini. Jika pertanyaan tersebut muncul. Apa yang mendorong seorang guru untuk terus bersemangat meskipun menghadapi beragam tantangan? Mengapa pula mereka rela menghabiskan waktu luangnya untuk mendidik generasi muda? Jawabannya hanya sederhana, yaitu mereka merasa terpanggil untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Saya rasa, bentuk panggilan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini bukanlah sekedar isapan jempol belaka. Karena cita-cita pendidikan nasional kita ini telah mengakar sangat dalam di kehidupan pribadi seorang guru. Perlu kita ketahui bersama, bahwa seorang guru rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 50 jam seminggu untuk pekerjaannya. Untuk kebutuhan mengajar, pastinya mereka memerlukan waktu untuk menyiapkan materi, kemudian mengoreksi tugas siswa, dan mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Belum lagi mereka juga perlu menyediakan waktu untuk meningkatkan kompetensi diri. 

Sedikit menelaah arti kata guru bagi kita. Dalam filsafat jawa, kata-kata guru merupakan penggabungan dari kata "digugu lan ditiru". Digugu memiliki arti dpercaya, jadi setiap perkataan dan perbuatan yang diucapkan dan dilakukan oleh seorang guru hendaknya dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat dijadikan teladan. Sedangkan ditiru memiliki arti diikuti, sehingga segala macam perbuatan, ucapan dan sikap dari seorang guru akan dijadikan teladan, diikuti dan menjadi cerminan bagi murid-muridnya. 

Jika diurai dengan lebih luas lagi, peran guru meliputi beberapa aspek seperti: 

  • Transfer ilmu pengetahuan: Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  • Pembentukan karakter : Guru membantu siswa untuk mengembangkan nilai moral, etika dan sosial yang baik.
  • Membimbing siswa : Guru memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapi, baik dari sisi akademis maupun non akademis.
  • Menjadi inspirasi : Guru menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi siswa untuk mencapai versi tebaik dari diri siswa itu sendiri.

Secara sederhana, guru merupakan seseorang yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, dan membimbing orang lain, terutama anak-anak dan remaja, agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang luhur serta berakhlak mulia. 

Meski sedemikian upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam mencerdaskan kehidupan sebagai bangsa yang memiliki nilai luhur serta berakhlak mulia. Sering kali guru tidak direspon dengan tindakan terpuji oleh siswa maupun orang tuanya. Seperti kejadian yang belum lama ini sempat menjadi perhatian publik, yaitu kasus yang menimpa guru Supriyani. Supriyani seorang guru SD honorer di Kabupatan Konawe Salatan, Sulawesi Tenggara ini dilporkan oleh orang tua siswa dengan tuduhan melakukan penganiayaan terhadap anak dibawah umur. 

Hal senada juga terjadi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Seorang guru olahraga SD Negeri 1 Wonosobo, yang bernama Marsono dilaporkan oleh Ayu Sondakh, orang tua dari siswa SD Negeri 1 karena  Marsono dianggap telah menampar pipi anak dari Ayu Sondakh. Meski menurut pengakuan Marsono, dirinya tidak menampar namun melerai siswanya yang berebut bola dengan temannya, namun masalah ini sampai masuk ke ranah hukum polres setempat. 

Pada peristiwa lain. Ada pula kejadian guru berlebihan dalam memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar aturan sekolah. Mulai dari guru menyiram siswa yang ketiduran, guru menyuruh siswanya melakukan squat jump sebanyak seratus kali karena siswa tersebut tidak menghafal nama-nama nabi yang ada di dalam Alkitab, yang berujung pada tewasnya siswa tersebut. Sungguh memprihatinkan jika kita melihat peristiwa di atas. Peristiwa tersebut tidak lagi menunjukkan peran guru sebagai pencerminan filosofi digugu lan ditiru.

Dalam perjalanan hidup, guru adalah pelita penerang dalam gulita yang mampu menjadi penunjuk arah yang setia dan selalu menemani. Tugas guru bukan sekedar mendidik saja. Mereka juga mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur dan membentuk karakter. Walaupun tugas mendidik sudah cukup berat dan bukan hal yang sepele, tugas lain demi kelangsungan hidup sekolah juga harus tetap berjalan. 

Banyak orang memandang bahwa pekerjaan guru cukup ringan.  Tapi perlu kita ketahui berbagai tugas tambahan harus pula dikerjakan oleh guru. Guru lebih dari sekadar pengajar, mereka adalah sosok yang memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan kepada siswa. Senyum guru seringkali menutupi perjuangan mereka. Di balik penampilan yang ceria dan tenang, guru seringkali menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Pengorbanan guru bersifat multidimensi. Tidak hanya waktu dan tenaga, tetapi juga emosi, materi, dan bahkan kesehatan yang mereka korbankan demi mendidik siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun