Halo Kompasioner, tak terasa Ramadhan telah berakhir dan berganti dengan gema takbir berkumandang dimana-mana. Hal ini pertanda, umat Islam di seluruh dunia sedang bersiap untuk memperingati hari besar Idul Fitri yang saat ini berusia 1445 Hijriah. Di Indonesia sendiri, dalam merayakan hari besar ini, masyarakat larut dalam berbagai persiapan-persiapan.Â
Selain sebagai momen suci dalam agama Islam, Lebaran juga menjadi waktu untuk berkumpul dengan keluarga, bersilaturahmi, dan tentu saja, menikmati hidangan lezat yang khas dan beragam. Beraneka macam hidangan yang nantinya akan disantap oleh keluarga setelah melaksanakan Sholat Idul Fitri ataupun untuk menjamu para tamu yang akan datang berkunjung nantinya.
Salah satu hidangan yang tak pernah absen dari meja Lebaran adalah opor ayam merah.Opor ayam menjadi salah satu menu andalan utama yang akan bersanding dengan ketupat dan sambal goreng di setiap Idul Fitri. Bahkan ketika  sehari sebelum Lebaran tiba, di pasar-pasar ramai sekali terlihat orang menjual Ayam Merah.  Mengapa opor ayam merah menjadi begitu populer, terutama saat menjelang Lebaran? Mari kita telusuri lebih lanjut.
1. Tradisi Turun Temurun
Pertama-tama, opor ayam merah memiliki akar yang dalam dalam tradisi kuliner Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Hidangan ini telah menjadi bagian integral dari perayaan Lebaran selama berabad-abad lamanya. Tradisi ini turun-temurun dari generasi ke generasi, sehingga opor ayam merah bukan hanya sekadar hidangan, melainkan juga simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga.
2. Citra Rasa yang Memikat
Opor ayam merah memiliki citra rasa yang khas dan memikat. Kuah kental yang berasal dari santan, disertai dengan rempah-rempah seperti ketumbar, kunyit, dan lengkuas, memberikan cita rasa yang lezat dan gurih. Tambahan telur rebus dan potongan daging ayam yang lembut melengkapi hidangan ini dengan tekstur yang beragam, memanjakan lidah siapa pun yang menyantapnya.
3. Ketersediaan Bahan Baku yang Melimpah
Selain faktor tradisi dan citra rasa, ketersediaan bahan baku juga turut memengaruhi popularitas opor ayam merah saat Lebaran. Ayam merupakan salah satu bahan baku yang mudah didapatkan dan relatif terjangkau, terutama di pasar tradisional yang menjual daging segar. Hal ini membuat opor ayam merah menjadi pilihan yang praktis bagi banyak keluarga yang ingin menyajikan hidangan istimewa namun tetap ekonomis saat merayakan Lebaran.
4. Kebutuhan akan Hidangan yang Memuaskan
Saat merayakan Lebaran, kebanyakan keluarga ingin menyajikan hidangan yang istimewa dan memuaskan untuk para tamu yang datang berkunjung. Opor ayam merah dengan kelezatan dan kesederhanaannya dapat memenuhi kebutuhan ini dengan baik. Hidangan ini dapat disajikan dalam jumlah besar dan tetap menjaga kualitas rasanya, sehingga cocok untuk acara silaturahmi yang ramai selama Lebaran.
5. Simbol Kesederhanaan dan Ketenangan
Terakhir, opor ayam merah juga melambangkan kesederhanaan dan ketenangan. Walaupun hidangan ini terasa istimewa, namun proses memasaknya tidaklah rumit. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kebahagiaan yang diinginkan oleh banyak keluarga saat merayakan Lebaran, di mana fokus utamanya adalah pada kehangatan keluarga dan hubungan yang erat antaranggota keluarga.
Dalam kesimpulannya, opor ayam merah tidak hanya menjadi hidangan favorit saat Lebaran karena tradisi yang turun-temurun, tetapi juga karena citra rasa yang memikat, ketersediaan bahan baku yang melimpah, kebutuhan akan hidangan yang memuaskan, serta simbol kesederhanaan dan ketenangan yang diusungnya. Tak heran jika opor ayam merah selalu menjadi primadona setiap kali Lebaran tiba, menyemarakkan suasana perayaan dan menyatukan keluarga dalam kehangatan dan kebersamaan.
Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H