ayangkan, kita hidup puluhan tahun dengan satu jenis makanan. Pada suatu ketika, kita dihadapkan dengan 42 jenis makanan. Apa yang terjadi?
Atau.....
Pernahkah seharian berpuasa pada masa kecil dulu. Pagi masih segar. Siang masih bermain bersama teman. Sore tiba, rasa lapar menusuk, rasa haus mencekik. Rasanya ingin makan dan minum sebanyak-banyaknya. Kita beli banyak makanan dan minuman pembuka. Buka puasa tiba. Apa yang terjadi?
Setiap tahun Temu Pendidik Nusantara (TPN) Â hadir disambut dengan kegembiraan belajar. Tapi pada sisi lain, menusuk kenyataan bahwa selama ini, kita sebagai guru tidak punya kesempatan menentukan nasib belajar kita. Apa-apa pelatihan adalah apa yang diwajibkan.
Kehadiran TPN serupa hadirnya banyak pilihan makanan di ujung hari ketika lapar haus menyerang. Melihat pilihan kelas TPN seperti melihat pakaian yang dipajang di galeri. Rasanya pengen semuanya dibeli
Jadi sebelum Anda impulsif belanja pakaian eh memilih kelas, simak tips berikut:
1. Tantangan belajar di TPN bukan ketika belajar di TPN, tapi ketika kembali ke ruang kelas kita. Tantangannya jauh lebih sulit bila apa yang kita pelajari di TPN tidak relevan dengan kebutuhan kelas.
2. Semua topik belajar itu penting. Tidak ada yang tidak penting. Tapi apakah semua topik itu dibutuhkan saat ini?
3. Jangan termakan tren atau tuntutan pihak lain. Tren semisal sedang hangat suatu topik. Contoh tuntutan pihak lain: tuntutan membuat RPP.
4. Peka terhadap persoalan yang kita hadapi dan kesulitan murid kita. Apa persoalan yang paling menyakitkan dan terasa setiap hari? Apa kesulitan mendasar murid kita?
5. Seringkali suatu kompetensi bisa dikuasai bila kompetensi lain kita kuasai terlebih dahulu. Kenali kompetensi yang paling mendasar dan butuh dikuasai lebih dahulu. Contoh sederhana, penerapan strategi pengajaran secanggih apa pun butuh kemampuan mengelola kelas yang handal. Bagaimana memandu proses belajar murid bila kita masih kesulitan menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman buat murid belajar?