Ayah bunda kompasioner yang luarbiasa, pernahkah kita tahu bahwa dongeng memberi banyak manfaat bagi buah hati kita sejak dini. Betapa tidak, dongeng dapat menjadi terapi yang mudah, murah dan memungkinkan dikembangkan oleh para orangtua kepada buah hatinya. Mengapa demikian? Dongeng memiliki sifat edukatif, rekreatif, dan reflektif.Â
Terapi dongeng erat berterkaitan dengan teori Multiple Inteligences atau teori Kecerdasan Jamak yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar psikologi pendidikan dari Universitas Harvard yang bernama Howard Gardner. Dibagi menjadi apa sajakah jenis kecerdasan itu dan keterkaitannya dengan terapi dongeng? Mari kita simak ulasan berikut!
1.Kecerdasan Linguistik (Fokus pada permainan suara dan intonasi)
Jenis kecerdasan ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan anak dalam berbahasa. Jika para orangtua membiasakan untuk mendongengkan cerita minimal satu kali sebelum anak tidur, maka secara tidak langsung akan merangsang kemampuan anak untuk berbicara/mengenal kata secara lisan, kemudian membaca, setelah itu mengenal simbol huruf.
2.Kecerdasan Logika - Matematika (Fokus pada suara dan intonasi yang menunjuk permainan angka)
Jenis kecerdasan ini akan muncul sebagai bentuk rangsangan terhadap anak ketika anak mulai mengenal simbol angka dan menalar secara logis bahwa "2(dua)" dapat disimbolkan melalui angka "2" ataupun sebagai jumlah yaitu "dua".Â
Hal ini diperkenalkan dengan dongeng "itik beranak tiga" dengan menggunakan angka sebagai alat peraga atau anak itik yang berjumlah tiga. Tentunya dongeng ini dibacakan dengan intonasi yang sesuai dengan adegan yang ada pada cerita tersebut.
3.Kecerdasan Spasial (gambar yang dikemas menarik untuk imajinasi)
Biasanya anak usia dini lebih tertarik dengan gambar yang terdapat pada buku cerita. Tentu saja, karena mereka belum berada pada fase mengenal simbol huruf. Dengan melihat gambar/ilustrasi yang menarik pada buku cerita, akan merangsang imajinasi anak dan memahami cerita yang disampaikan melalui bahasa gambar. Selanjutnya anak akan berekspresi dengan coretan-coretannya meniru jenis gambar yang dia kenali melalui buku cerita tadi.
4.Kinestetik - tubuh (dongeng dengan memeragakan apa yang disampaikan, ekspresi dan gerak)
Anak kinestetik sangat menyukai aktifitas dengan banyak gerakan. Maka sangat disarankan para orangtua menyampaikan dengan penuh ekspresi namun tidak berlebihan. Sebagai contoh cerita tentang kancil yang beradu lari cepat dengan siput, kelika bercerita hendaknya sambil memeragakan berlari, panik, kelelahan dan sebagainya.
5.Kecerdasan Musik (Fokus pada irama lagu dan alat musik)
Jenis kecerdasan ini tidak jauh berbeda dengan jenis kecerdasan kinestetik. Ciri anak dengan jenis kecerdasan seperti ini sangat mudah dikenali. Ciri yang paling mudah adalah suka bernyanyi, cepat menirukan lagu baru, menyanyi sambil bertepuk tangan, menyanyi sambil menggoyangkan badan. Nah pada ciri ini orangtua dapat mengemas dongengnya dengan nyanyian atau dengan iringan alat musik.
6.Kecerdasan Naturalistik (Fokus pada tokoh binatang dan lingkungan alam)
Anak dengan jenis kecerdasan ini biasanya lebih menyukai cerita-cerita dengan tokoh binatang yang hidupnya di alam bebas. Maka tak heran jika anak dengan jenis kecerdasan naturalistik sangat antusias dengan cerita-cerita yang berlokasi di hutan belantara, sungai, gunung, dan semuanya yang berbau alam.
7.Kecerdasan Intrapersonal (Fokus pada monolog tokoh utama dalam refleksi, introspeksi dan motivasi diri)
Anak dengan jenis kecerdasan intrapersonal biasanya lebih cenderung suka beraktifitas sendiri, namun ia lebih dapat mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya dengan baik. Jika anak ini didongengkan suatu cerita, maka ia lebih suka terfokus pada tokoh utama dalam cerita dan menebak-nebak ujung ceritanya.
8.Kecerdasan Interpersonal (Fokus pada interaksi antar tokoh dalam cerita)
Berbanding terbalik dengan anak yang memiliki jenis kecerdasan intrapersonal, anak yang memiliki jenis kecerdasan ini cenderung lebih perhatian pada interaksi sosial tokoh tokoh dalam cerita. Anak dengan jenis kecerdasan ini akan cepat menanggapi situasi sosial yang muncul pada cerita.
Nah ayah bunda kompasioner, sedikit tadi gambaran manfaat dongeng bagi buah hati ayah bunda sekalian. Pada era digital saat ini sudah sangat jarang orangtua yang menyempatkan diri mendongengkan cerita bagi buah hatinya. Padahal hal tersebut sangatlah penting dibanding dengan memberikan gadget sebagai pengisi aktivitas buah hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H