Blitar -- Mahasiswa KKN Matching Fund Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun 2021, Andy Putra Rusdianto dari jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945 melakukan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Matching Fund program dari MBKM di Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Pada tanggal 20 November 2021, Andy Putra Rusdianto Mahasiswa KKN MF dari Untag Surabaya bersama dosen pembimbing Dr. Tomy Michael S.H., M.H. mengunjungi Desa Minggirsari, tujuan dari program ini salah satunya adalah menyusun Blue Print pengembangan Minggirsari menjadi Desa Wisata Pendidikan. Program KKN MF ini dilakukan secara berkelompok dengan Mahasiswa Untag Suarabaya dari Fakultas yang lain.
Di masa pandemi covid-19 saat ini membuat para pengelola wisata mengalami keterlambatan untuk mewujudkan rencana yang akan dilakukan kedepannya. Pada bidang Pariwisata terdapat banyak rencana pembangunan untuk melakukan pembenahan struktur bangunan dan legalitas perizinan.Â
Sebagai contoh potensi yang ada di Desa Minggirsari yaitu Wisata Arca yang sampai saat ini belum teridentifikasi asal-usul dan sejarah dari 2 arca yang ada di Desa Minggirsari. Padahal warisan budaya itu mungkin dapat memberikan informasi yang penting terhadap searah Desa Minggirsari pada zaman dahulu atau informasi yang lainnya.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan program KKN ini saya menemui Kepala Desa Minggirsari yaitu Bapak Eko Hariadi untuk mengusulkan beberapa rencana kedepan untuk menjadikan 2 arca tersebut menjadi Wisata Arca yang berbasis pendidikan.Â
Seperti mengusulkan melaporkan dan berkoordinasi dengan Badan Arkeologi atau Balai Pelestarian Cagar Budaya Kabupaten Blitar untuk mengetahui informasi sejarah dari arca tersebut. Barangkali ini dapat menjadi sebuah temuan yang kedepannya menjadi petunjuk mengenai fakta sejarah yang belum terungkap.
Arca tersebut lokasinya ada di tengah-tengah persawahan milik masayarakat, sempat Masyarakat mengetahui kalau arca itu mau dicuri dan diambil oleh orang yang tidak diketahui, tetapi masyarakat akhirnya mengembalikan arca tersebut ke posisi semula ditemukan, terdapat 2 arca yang 1 masih terlihat utuh, sedangkan 1 arca sudah tidak ada kepalanya, dan 1 pohon yang seperti menutupi arca tersebut dari panasnya matahari. Konon kabarnya pohon yang berada disamping 2 arca tersebut sering tumbuh dan berganti jenis pohon bila pohon itu mati atau ditebang.
Di sekitar arca juga ada sesajen seperti bunga, telur ayam, pisang, dan lainnya, dari informasi yang didapat masyarakat sekitar sesajen itu sebagai bentuk rasa syukur karena persawahan mereka panen dan hasilnya bagus.
Dari artikel ini diharapkan dapat membantu untuk mengetahui lebih lanjut apakah arca ini termasuk situs yang dilindungi karena sebagai bukti perjalanan sejarah pada zaman dahulu, ataukah boleh untuk dijadikan sebagai wisata sejarah untuk generasi selanjutnya agar mengetahui asal-usul dari arca tersebut.Â