Kata kata "Galau" sudah kukenal dan kuresapi sejak lama.. tapi koq kayaknya kata ini belakangan dihebohkan di banyak papan jualan yang dipancang tinggi di pinggir jalan, seolah merupakan sebuah kata baru yang istimewa. Padahal buatku tidaklah demikian.
Aku sudah meresapi Galau ini sejak jarum menunjuk angka 4 dan kembali merasakannya di angka 6. Buruknya lagi sampai sekarang aku merasa kesulitan keluar dari rasa itu.. rasa itu begitu mengekang.. menyudutkan.. bahkan sekarang sudah berdiri mengangkangi aku, menyungkurkanku.. dan membenamkanku ke dalam lumpur takut.
Takut akan kenyataan.. kenyataan itu sungguh perkasa dan dia menyakitiku.. mengeluarkan peluhku, memudarkan nyaliku dan membutakan mataku.. Di sini aku sendiri, takut dan buta .. asliku telah menghilang, terbang tak terkendali dan tidak tercari.. dia mengambilnya paksa.. meninggalkanku lemah dan tak berdaya tuk melawan. Semua karena rasa.. semua karena cinta..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H