Bila hidup gembira, dijogetin itu mah sudah biasa. Mudah. Â Beda dengan Didi Kempot. Bagaimana dengan hidup yang sedih ? Ternyata, hidup yang kurang mujur atau hidup yang sedihpun patut dinyanyikan.Â
Patut dirayakan dengan jejogetan. "Bahkan dalam kesusahan pun selalu ada keriangan. Hanya perlu mempunyai sikap penerimaan. Ketika kita bisa bersahabat dengan kepahitan akan ada keriangan dalam menjalani kesedihan itu..."begitu Ia berprinsip.
Di segment akhir acara itu, ditutup dengan lagu...
wis sakmestine ati iki nelongso
wong sing tak tresnani mblenjani janji
opo ora eling naliko semono
kebak kembang wangi jeroning dodo
...
aku nelongso mergo kebacut tresno
ora ngiro saiki kowe cidro
....
Meski agak canggung, Â kulihat istriku ternyata menyayikan lagu cidro ini dengan fasih. Aku tersenyum. Benar kata orang-orang. Mereka boleh mendengarkan K-Pop, Rock atau heavy metal atau penyanyi kelas festival. Namun ketika patah hati atau sedih mereka akan menyanyikan : "Loro, atiku. Atiku keloro-loro... rasane nganti tembus ning dodo..."Â di dalam kamarnya.
"Wkkkwkwk....ternyata Kita Bener-bener sobat Ambyar ya, Ma..." Godaku, menghentikan senandungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H