Mohon tunggu...
Andukot Ismael
Andukot Ismael Mohon Tunggu... -

ANak DUo baleh KOTo, Saya anak desa Batu Mangaum (Sumbar), sebuah desa yang indah damai dan jauh dari hiruk pikuk politik dan aksi demonstrasi mahasiswa apa lagi aksi buruh.\r\n\r\nSaya mantan mahasiswa Fakultas Ekonomi Bung Hatta\r\ndan mantan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan dan Puisi Liana Sahara

18 Januari 2012   11:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:43 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liana Sahara adalah siswi SMA Muhammadiyah II Yogyakarta, yang dilaporkan hilang oleh ibunya kepolisi 16 Januari lalu, Liana Sahara yang akrab dipanggil Nanda, telah menghilang sejak sepuluh hari yang lalu.

Menghilangnya Nanda gadis berparas cantik itu sampai saat ini masih misteri, ada dugaan dia diculik, namun polisi sampai saat ini belum memastikan apakah Nanda diculik atau tidak. Ketika saya membongkar2 dunia maya tentan Nanda, saya menemukan delapan catatan dan puisi milik Liana Sahara yang mungkin menjadi alasan menghilangnya Nanda,  dan saya berharap tulisan ini dapat dijadikan petunjuk untuk menemukannya.

Berikut puisi Liana Sahara: PUISI KEMATIAN KU Kekasih… Suatu ketika aku akan wafat… Menyandang bulu dan sayap laksana malaikat Dan akan segera ku akhiri cerita Saat sisa nafasku berhenti dibatas waktu… Bila tiba saat kupergi… Jangan ada derai air mata kedukaan Karna ratapmu akan patahkan sayapku Kepergiaanku menempuh puncak impian, Ketika sang utusan merengkuh jiwa ini. Hapuslah air matamu… Meski terus kau percikan duka atas kepergianku, Aku tak akan pernah kembali, Dan sungguh tak ingin kembali. Biarlah jiwaku tenang berlalu… Dalam dekapan hangat sayap malaikat Merengguk anggur kebebasan semu Diantara setumpuk timbangan perbuatanku Aku berharap… Jasad matiku kau balut dengan senyum Benamkan kebalik tanah penuh ketulusan Iringi kepergianku dengan doa Mungkin itu akan meringankan bebanku Biarlah pusara ini menjadi saksi… Bahwa aku pernah mengembara melintasi lembah mimpi Sekejap tersenyum merengguk manisnya dosa duniawi Yang kini tinggal belulang membujur kaku ditengah sepi… Akan kunanti dirimu didepan gerbang keabadian… Mungkin dalam penantian ini… Masih ada celah Tuk wujudkan dahaga rindu ditelaga cinta… puisi selengkapnya silahkan baca di http://andukot.wordpress.com/2012/01/18/puisi-liana-sahara/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun