Jurnalisme berasal dari kata journal yang memiliki arti catatan tentang peristiwa sehari-hari dan kemudian dikenal dengan nama surat kabar. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, jurnalisme sendiri tentu mengalami perubahan.
JURNALISME MASA KINI
Jurnalisme pada masa lampau memiliki efek yang sangat kuat, hal ini dikarenakan audiens bersifat pasif dalam menerima informasi yang disampaikan oleh media massa. Jurnalisme pun menuntut adanya jurnalis, koresponden, editor, camera person, dan juga teknisi.
Topik berita yang disajikan juga ditentukan oleh editor, kemudian jurnalis akan menemui narasumber untuk mendapatkan informasi agar berita dapat segera dipublikasikan melalui majalah, koran, radio, atau televisi.
Berbeda dengan masa lalu, jurnalisme pada masa kini telah didukung dengan perkembangan teknologi. Interaksi yang terbangun dengan audiens bersifat transaksional horizontal, hal ini karena audiens bersifat aktif dalam menerima informasi yang disajikan. Audiens dapat menyampaikan komentar dan bahkan bisa membuat serta menyebarkan informasi.
Pada jurnalisme masa kini, terdapat empat gaya penulisan berita, yaitu:
- Jurnalisme Opini: Gaya penulisan sangat subjektif.
- Jurnalisme Kolaboratif: Informasi yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber yang kemudian digabungkan menjadi berita tunggal.
- Jurnalisme Sindikat: Kantor agensi berita yang menjual kembali hasil tulisan beritanya pada media lain.
- Jurnalisme Lapdog: Tidak seperti jurnalisme watchdog yang berperan sebagai pengawas pemerintahan, jurnalisme lapdog cenderung berpihak pada pemerintah dan menggunakan tulisan yang subjektif.
JURNALISME MASA DEPAN
Perkembangan teknologi kemudian membentuk dua macam jurnalisme baru, yaitu online journalism dan citizen journalism.
Online journalism adalah jurnalisme yang mendapatkan informasi dari berbagai sumber secara online  dan biasanya tidak memiliki kantor resmi.
Sementara itu, citizen journalism adalah jurnalisme yang berasal dari masyarakat, bahasa yang digunakan tidak kaku, mudah dipahami dan menarik audiens. Biasanya citizen journalism dapat ditemukan pada kolom komentar atau review di beberapa media.
Dengarkan juga: Podcast Jurnalisme Kini dan Nanti
Hal ini dikarenakan teknologi mendukung semua orang untuk memproduksi dan mengonsumsi berita. Informasi yang dilempar ke publik pun tidak lagi harus ditentukan oleh pihak kantor media, namun di lain sisi, kebenaran informasi kurang diperhatikan karena lebih mengutamakan kecepatan publikasi.
Gaya penulisan berita yang digunakan tentu akan berbeda dengan gaya penulisan berita masa kini. Jurnalisme masa depan akan menggunakan gaya penulisan curative journalism dan hyperlocalisation journalism.
- Curative journalism adalah gaya penulisan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber lain kemudian diolah dan dikumpulkan dalam satu tempat. Hal ini bertujuan untuk memudahkan audiens dalam mencari konten berita yang lebih spesifik, misalnya pada Lokadata.ID
- Hyperlocalisation journalism adalah gaya penulisan yang mengarah pada penyampaian peristiwa suatu daerah dan ditujukan untuk masyarakat di daerah itu sendiri. Penyampaian informasinya dapat menggunakan website atau blog, misalnya NET Citizen Journalism.
Semakin luasnya perkembangan dunia jurnalisme, para jurnalis tentu tidak dapat berdiam diri dengan hanya mengandalkan tulisan. Menurut Roemeltea Media, audiens kini lebih berfokus pada gambaran visual suatu berita seperti foto, video, atau animasi. Karena itulah jurnalis perlu mengembangkan kemampuannya dalam mengoperasikan teknologi, software, dan fitur interaktif lainnya untuk mempertahankan eksistensi dari suatu media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H