"Logam jenis stainless-steel itu paling bagus buat batik, soalnya kan gak dibakar, jadi nggak berkarat."
Setelah pisau selesai dibuat, pisau itu mulai dibatik oleh seorang perempuan yang merupakan salah satu karyawan Diman.
Perempuan itu tampak sangat luwes menggerakan canting di atas logam pisau sesuai dengan pola yang diinginkan, bahkan pola tersebut tidak dicetak terlebih dahulu di atas logam pisau.
Pisau yang telah selesai dibatik kemudian direndam kurang lebih dua setengah hari agar warnanya keluar. Kemudian direbus atau dilorot dengan soda abu agar malamnya hilang dan dibersihkan.
Diman menjamin jika motif batik tidak akan hilang walaupun dicuci, bahkan warna dan motifnya akan semakin jelas jika semakin sering dipakai.
Meskipun usahanya terbilang sukses, Diman memiliki berbagai pengalaman yang kurang menyenangkan. Diman pernah tidak bisa memenuhi pesanan yang datang dari Perancis karena sangat banyak dan tenaga yang dimilikinya terbatas.
Selain itu, Diman juga belum mengetahui proses ekspor-impor sehingga Diman mengharapkan adanya pelatihan dan bimbingan dari pemerintah agar usahanya dapat terangkat. Belum lagi dengan kondisi masyarakat yang masih kurang melirik kerajinan tersebut.
Meski begitu, Diman tetap senang karena usahanya mulai banyak dikenal orang dan banyak tamu yang datang.