2. Kolaborasi
Bank menghadapi disrupsi, pangsa pasarnya digerus oleh pihak lain yang muncul belakangan namun malah sanggup memberikan tawaran menarik bagi masyarakat. Baik fintech, e-commerce yang menawarkan jasa pembayaran, sebagai penantang bank sudah pasti akan membawa faktor pembeda yang tidak bisa diberikan bank, yaitu kemudahan, nyatanya hal itu disambut dengan baik oleh pasar.
Kolaborasi bersama para pemain tersebut bisa menjadi opsi lain. Bank dapat membuat program bersama, ditawarkan berbarengan. Cara lainnya adalah bank memberikan kredit modal kerja bagi fintech atau e-commerce agar bisa meningkatkan portofolio fasilitas pay later-nya.
Masing-masing strategi dapat dijalankan, malah sangat terbuka kemungkinan bank mengambil kedua langkah tersebut. Mengingat peluang pertumbuhan pay later sangat menggiurkan untuk digarap.
Masa Depan Pay Later
Jika melihat penjelasan sebelumnya, ke depan perkembangan pay later masih bisa berkembang lebih baik. Hal utama yang menjadi alasan adalah kemampuan belanja alias daya beli dari segmen kelas menengah yang masih memiliki kemauan berbelanja.
Dimungkinkan juga karena kondisi ekonomi di Indonesia masih cukup terjaga, menjadi alasan potensi masyarakat kelas menengah akan terus melakukan konsumsi memenuhi kebutuhan dan keinginannya selama mereka memiliki penghasilan tetap.
Pay later merupakan hasil inovasi bisnis, perubahan menghasilkan gaya baru di kalangan masyarakat. Kelak kemasannya akan terus bertambah semakin beragam dan menarik minat konsumen. Apalagi membawa keuntungan baik bagi merchant atau pihak pengembangnya.