Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Umat Manusia dan Misi Luar Angkasa

26 Juni 2022   17:05 Diperbarui: 30 Juni 2022   21:29 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Turis wisata luar angkasa (grunge.com)

"I see skies of blue. And clouds of white. The bright blessed day. The dark sacred night. And I think to myself. What a wonderful world."

Bob Thiele dan George David Weiss menulis lagu What a Wonderful World kemudian dinyanyikan oleh Louis Amstrong, menjadikan lagu tersebut sebagai salah satu lagu paling diingat banyak orang. Gambaran awan-awan putih di langit biru di hari nan cerah tercantum di lirik lagu itu.

Langit dan awan merupakan salah satu komponen planet bumi yang setiap hari disaksikan umat manusia. Lalu timbul pula pertanyaan dalam benak umat manusia, apa sesungguhnya yang ada di atas langit? Apakah ada kehidupan lain di luar planet bumi?

Pertanyaan tersebut menyelimuti rasa penasaran para peneliti guna mengetahui lebih lanjut tentang eksistensi kehidupan di alam semesta. Nyatanya dunia tempat manusia tinggal yaitu planet Bumi hanya sebagian kecil dari rangkaian sistem alam semesta.

Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanyaan perihal ruang angkasa yang dipikirkan selama berabad-abad, setahap demi setahap mulai terungkap, walaupun untuk menyimpulkan apakah kehidupan lain di luar planet Bumi nyata ada masih belum bisa dijawab.

Ilustrasi: Misi luar angkasa (esa.int)
Ilustrasi: Misi luar angkasa (esa.int)

Pengamatan Benda Luar Angkasa di Masa Lalu

Di masa lampau, para ilmuwan di berbagai zaman sudah mulai mengamati peredaran bintang-bintang di langit dengan menggunakan teknologi seadanya. Dan sering kali keberadaan benda luar angkasa dikaitkan dengan berbagai budaya sehingga melahirkan cerita legenda atau mitologi.

Pada dasarnya sejak zaman dahulu kala, umat manusia telah menyadari keterbatasannya, maka pengamatan mengenai benda luar angkasa selain melahirkan cerita rakyat, perkembangannya terangkum dalam ilmu astronomi.

Ilustrasi: Manusia senantiasa mencari tahu tentang luar angkasa (cnn.com)
Ilustrasi: Manusia senantiasa mencari tahu tentang luar angkasa (cnn.com)

Astronomi pun mencatat berbagai fenomena alam, dikaitkan dengan iklim, musim, pertanda waktu, hingga ramalan akan adanya peristiwa-peristiwa besar. Para ilmuwan era Yunani Kuno seperti Aristarchus atau Hipparchus, Gan De yang hidup tahun 400 -- 340 SM di daratan China, serta dari India nama Aryabhata sudah mengamati keberadaan benda luar angkasa sejak ribuan tahun lampau.

Tokoh-tokoh itu hanya merupakan contoh sebagian kecil dari para pemikir astronomi di zaman kuno, zaman di mana teknologi masih sangat terbatas. Baru pada tahun 1609 Galileo Galilei mengamati luar angkasa menggunakan teleskop.

Gemerlap sinar di langit malam ternyata menyimpan banyak misteri, apa sesungguhnya yang terjadi di luar sana? Rasa ingin tahu yang merupakan dasar dari berkembangnya ilmu pengetahuan mendorong umat manusia melakukan penelitian dan penjelajahan luar angkasa.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah modal dasar yang mengantar umat manusia berhasil keluar dari planet Bumi untuk berkunjung ke luar angkasa. Ketika Sputnik hasil pengembangan Uni Soviet berhasil mengangkasa pada 4 Oktober 1957, boleh dikatakan sejarah eksplorasi luar angkasa memasuki tahapan lebih maju.

Ilustrasi: Kemajuan teknologi mengantarkan manusia melakukan perjalanan luar angkasa (psmag.com)
Ilustrasi: Kemajuan teknologi mengantarkan manusia melakukan perjalanan luar angkasa (psmag.com)

Sejak itu berbarengan dengan masa perang dingin, Amerika Serikat turut serta melakukan penelitian agar tidak tertinggal dari saingannya. Walaupun sebetulnya tetap Uni Soviet yang berhasil mengantarkan manusia pertama mencapai ruang angkasa, yaitu dengan menugaskan Yuri Gagarin sebagai astronot pada 12 April 1961, Amerika Serikat menyusul dengan astronot bernama Alan Shepard pada 5 Mei 1961.

Misi luar luar angkasa menjadi semakin menarik dan persaingan teknologi diantara Amerika Serikat serta Uni Soviet banyak juga memberikan sumbangsih terkait penelitian dan jelajah luar angkasa. Selanjutnya manusia berhasil mencapai bulan, mendirikan stasiun luar angkasa, bahkan di zaman modern sudah bisa mendaratkan armada nirawak ke planet Mars.

Ilustrasi: Pemandangan dari pesawat luar angkasa (esa.int)
Ilustrasi: Pemandangan dari pesawat luar angkasa (esa.int)

Walaupun hingga saat ini perjalanan menuju Mars belum dilakukan oleh manusia secara langsung, tetapi keberhasilan pengiriman armada ke Mars menjadikan tonggak yang sangat hebat. Malah penelitian luar angkasa tidak lagi didominasi oleh Amerika Serikat, negara Asia seperti RRC dan Korea Selatan, memiliki perhatian besar akan jelajah luar angkasa.

Alasan Melakukan Misi Luar Angkasa 

Tanggal 17 Juni 2022, diberitakan bahwa teleskop Sky Eye milik China menangkap jejak sinyal dari peradaban Alien. Teleskop Sky Eye adalah teleskop radio terbesar di dunia berfungsi sebagai pencari sinyal radio yang dapat mengindikasikan kehidupan di luar Bumi.

Benar atau tidaknya klaim tersebut, belum terjawab, namun meninjau dari perangkat yang digunakan China, menandakan bangsa China sudah berani membuktikan kemampuannya dalam hal teknologi luar angkasa.

Ilustrasi: Wang Yaping astronot wanita pertama dari China (voi-com)
Ilustrasi: Wang Yaping astronot wanita pertama dari China (voi-com)

Misi jelajah luar angkasa bukan pekerjaan sepele, dibutuhkan biaya sangat besar, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keberanian menjawab sesuatu hal yang belum jelas kepastiannya. Lantas mengapa negara-negara maju sangat berkeinginan terus melakukan penelitian ini? Ternyata ada tiga poin besar yang bisa menjawabnya.

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sifat penasaran sudah menjadi dasar mengapa penjelajahan samudera mencari daratan baru dilakukan pada abad pertengahan. Manusia menyeberangi lautan dari belahan barat menuju timur, mencari sumber daya baru. Itu didorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bukti tak terbantahkan atas pencapaian umat manusia. Keberhasilannya dibarengi rasa bangga dan gengsi. Tidak aneh jika negara maju, terus berusaha mengembangkan bidang iptek ini, termasuk dengan tujuan mencapai luar angkasa.

Ilustrasi: Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kemajuan bagi suatu bangsa (nationalday.com)
Ilustrasi: Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kemajuan bagi suatu bangsa (nationalday.com)

Semakin canggih teknologinya maka suatu bangsa akan lebih dipandang, dijadikan sebagai standar mutu baik dari pendidikan atau penelitian. Kelak temuan-temuan tersebut melahirkan ilmu baru, teknologi lanjutan. 

Mereka bisa mematenkan dan menjualnya kepada negara lain. Teknologi luar angkasa mencakup infrastruktur telekomunikasi, satelit dan keamanan dapat digunakan untuk kebutuhan manusia di Bumi.

2. Bisnis Perjalanan Luar Angkasa

Contoh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk sudah menghasilkan 2 pesawat luar angkasa yaitu Dragon dan Dragon 2. SpaceX beroperasi sendiri tanpa dibiayai negara seperti halnya NASA, jelas biaya operasional SpaceX tidak kecil, tapi Elon Musk selaku pemilik pasti mempunyai pandangan lain sehingga dia berani memodali SpaceX.

Para turis kaya raya sudah tidak aneh berkeliling dunia, mungkin mereka akan berminat berwisata ke luar angkasa jika aspek teknologi dan keamanannya sudah terjamin. Dengan menggunakan pesawat luar angkasa mengelilingi planet bumi dari atas lapisan atmosfer, berkunjung ke stasiun luar angkasa atau main-main di permukaan bulan.

Ilustrasi: Turis wisata luar angkasa (grunge.com)
Ilustrasi: Turis wisata luar angkasa (grunge.com)
Fantasi yang disungguhkan film fiksi ilmiah bisa saja terwujud jika meninjau pencapaian teknologi dan keberadaaan perusahaan swasta yang berniat mengembangkan bidang luar angkasa. Munculnya pariwisata luar angkasa akan memperluas cakrawala manusia dengan cara yang sama seperti perjalanan internasional.

3. Keberlangsungan Kehidupan Manusia

Film Armageddon bercerita kehidupan umat manusia terancam musnah oleh sebuah asteroid raksasa yang akan menabrak bumi, lalu sekelompok orang diutus melakukan perjalanan luar angkasa menghancurkan asteroid itu.

Hollywood memberikan pandangan ancaman dari luar angkasa, tetapi sudut pandang yang diberikan sutradara Armageddon, Michael Bay, bahwa penelitian dan perkembangan iptek luar angkasa dapat memberikan solusi bagi keselamatan hidup umat manusia.

Ilustrasi: Astronot yang melakukan misi eksplorasi luar angkasa (net-a-porter.com)
Ilustrasi: Astronot yang melakukan misi eksplorasi luar angkasa (net-a-porter.com)

Penelitian planet Mars juga mengandung pertanyaan dapatkan manusia membangun pemukiman di planet itu? Atau mungkin akan ditemukannya peradaban kehidupan lainnya di luar angkasa. Termasuk sebagai alasan adanya misi luar angkasa.

Dari hasil penelitian pula diketahui banyak benda di sekitar tata surya terbuat dari mineral dan senyawa kimia serupa yang ada di Bumi. Itu berarti bahwa beberapa asteroid, bulan, dan planet bisa kaya akan mineral dan elemen langka.

Bagaimana caranya agar bisa melakukan penambangan serta membawa hasilnya ke Bumi adalah tantangan dan juga kemungkinan manfaat dari eksplorasi ruang angkasa? 

Ilustrasi: China serius mengembangkan riset dan teknologi luar angkasa (edules.com)
Ilustrasi: China serius mengembangkan riset dan teknologi luar angkasa (edules.com)

Elemen yang langka di Bumi mungkin ada di tempat lain, dan itu bisa membuka jalan baru untuk manufaktur, desain produk, dan distribusi sumber daya. Keberhasilan misi ini memungkinkan dapat mengurangi eksploitasi sumber daya di Bumi yang malah mendatangkan kerusakan alam.

Lebih jauh lagi misi luar angkasa memberikan jawaban dari pertanyaan mendasar tentang keberadaan umat manusia di alam semesta. Misi luar angkasa bukan hanya persoalan mengatasi rasa penasaran semata, namun manusia dapat memperluas teknologi, melahirkan industri baru serta membangun relasi antar bangsa di Bumi.

***

Pertanyaan mengenai eksistensi peradaban lain di alam semesta belum bisa terjawab. Walaupun sudah berulang kali ada berita penampakan Alien atau pesawat luar angkasa misterius, itu semua hanya sebatas mengundang pertanyaan dan dibutuhkan pencapaian iptek lebih lanjut untuk bisa menjawabnya.

Meninjau dari ilmu biologi, hampir 99% massa tubuh manusia tersusun dari oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium dan fosfor. Komponen yang sama dengan unsur dominan di Bumi, maka dari itu manusia bisa hidup di Bumi namun tidak bisa bertahan di lingkungan yang unsurnya berbeda.

Mungkin di planet lain yang unsurnya berbeda dari Bumi, ada mahluk hidup yang membangun peradaban dan kondisi unsur tubuhnya sesuai dengan lingkungan alam sekitarnya, sehingga umat manusia tidak bisa menemukan keberadaan mereka sejauh ini. Entahlah.

Yang jelas fenomena hasil pengamatan benda luar angkasa adalah keindahan tersendiri bagi indera penglihatan manusia. Ketika ada benda luar angkasa melintas yang terlihat sebagai bintang jatuh, menurut mitos jika seseorang mengucapkan permohonan akan terwujud. Semoga terwujud permohonan kedamaian dan keindahan dunia seperti lagu What a Wonderful World.

" The colors of the rainbow. So pretty in the sky. Are also on the faces of people going by. I see friends shaking hands saying, "How do you do?" They're really saying, "I love you.""

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun