"Apa-apa sekarang mahal!"
Demikian celoteh Aeng seorang penjual soto mie yang sehari-harinya biasa berdagang di belakang komplek perkantoran.
"Aduh ini minyak harganya masih mahal, sekarang giliran cabe ikutan naik, kayaknya kok duit makin ga ada harganya."
Itulah keluh kesah Aeng yang merasa kalang kabut karena harga-harga bahan pangan di pasar naik. Sebagai pedagang kecil, mahalnya harga pangan menjadi masalah pelik terkait harga jual sotonya berikut penghasilannya.
"Kalo begini terus, ga tau deh, ya mau ga mau harga bakal dinaikin, kalo ga masa jualan malah nombok," serunya sambil menunggu duduk menunggu pembeli.
Masyarakat Indonesia mulai mengeluhkan harga kenaikan minyak goreng semenjak Desember 2021 lalu, memasuki tahun 2022 harga bahan pangan seperti telur dan lainnya ternyata turut merangsek naik, terutama menjelang memasuki bulan Ramadan.
Usai hari raya Idul Fitri harapan harga akan turun ternyata tinggal harapan, harga-harga malah lebih mahal lagi. Kenaikan harga berjamaah ini sudah pasti menyebabkan beban biaya hidup bertambah, namun penghasilan belum tentu.
Pusing memang melakoni kondisi semacam ini, tetapi jika dipandang dari aspek yang lebih luas, apa yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini sesungguhnya adalah merupakan masalah global, yaitu inflasi.
ekonomi akibat pandemi Covid-19 di tahun 2021. Ya, lagi-lagi pandemi Covid-19 menyisakan masalah lanjutan.
Ada berbagai alasan mengapa inflasi saat ini begitu menjadi momok bagi masyarakat global, dan semuanya dimulai sejak fase pemulihanAlasan Inflasi Meningkat Tajam