Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Resah dan Gelisah Masalah Ekonomi

10 Juni 2022   19:44 Diperbarui: 13 Juni 2022   10:33 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Harapan penggunaan BBM akan tergantikan energi ramah lingkungan (usatoday.com)

Dan ceritanya berlanjut dengan adanya agresi militer Rusia ke Ukraina. Jujur, perlu dikatakan bahwa kehidupan manusia saat ini menghadapi tantangan sangat berat. Sehingga pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan Bank Dunia akan turun dari 5,5% di tahun 2021 menjadi 2,9% di 2022,  dan untuk tahun 2023  menjadi 3%.

Ilustrasi: Dampak Masalah Ekonomi Global (ufi.org)
Ilustrasi: Dampak Masalah Ekonomi Global (ufi.org)

Ketika Tiongkok masih sibuk menangani Covid-19 dan Uni Eropa dihadapkan pada krisis geopolitik bersama kondisi Amerika Serikat yang masih belum stabil dari pandemi, ekonomi global nampaknya berada dalam kekelaman. Karena mereka adalah negara-negara yang selama ini mendominasi perdagangan dunia.

Ilustrasi: Masyarakat dunia menghadapi ekonomi yang sulit (thetimes.co.uk)
Ilustrasi: Masyarakat dunia menghadapi ekonomi yang sulit (thetimes.co.uk)
OECD mengungkapkan bahwa dampak dari kondisi tersebut semakin memicu krisis biaya hidup masyarakat di seluruh dunia. 

Inflasi yang meningkat, kenaikan biaya pangan dan energi, sangat menekan masyarakat berpenghasilan rendah dan negara miskin.

Di Indonesia kenaikan harga bahan pangan pasca masa Idul Fitri 2022 serta mahalnya tiket pesawat terbang adalah contoh nyata bahwa dalam jangka pendek situasi perekonomian ada pada masa sulit. 

Contoh lain adalah Sri Lanka yang menyatakan gagal bayar hutang, bahkan Amerika Serikat sampai mengambil kebijakan menaikkan suku bunga guna mengendalikan inflasi.

Tantangan Ekonomi Global Jangka Pendek

OECD memberikan proyeksi PDB global tahun 2022 akan tumbuh lambat di kisaran 3%. Tentunya proyeksi itu disebabkan karena konflik Rusia dan Ukraina tidak akan selesai dalam waktu singkat, faktor inflasi dan krisis biaya hidup. Tantangan ekonomi dalam jangka pendek secara lebih jauh dampaknya sangat jelas terasa dan perlu diwaspadai.

Pertama krisis geopolitik menyebabkan aktivitas pemulihan global berjalan sangat lambat dan rentetannya berdampak buruk bagi ekonomi dunia. Bank Dunia memperkirakan bahwa perlambatan ini paling tajam setelah pemulihan awal dari resesi global dalam kurun waktu 80 tahun.

Dampak selanjutnya yaitu inflasi. Rusia adalah lumbung energi di kawasan Eropa, sementara Ukraina adalah penghasil komoditas bahan pangan penting berupa gandum, biji bunga matahari serta lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun