"Not in this lifetime!"Â
Demikian komentar Axl Rose ketika ditanya kemungkinan reuninya Guns N' Roses (GNR) bersama sang gitaris nyentrik, Slash.Â
Pada pertengahan tahun 1990-an, Axl Rose dan Slash berseteru, saking sengitnya konflik antara mereka berdua berujung pada bubarnya grup berjuluk The Most Dangerous Band In The World tersebut.
Axl Rose sendiri dikenal sebagai sosok dengan visi brilian dalam bermusik, tetapi sayang tidak disertai perilaku yang baik. Urakan, arogan, bersikap asal-asalan dan mengkonsumsi alkohol berikut narkoba adalah gaya Axl Rose muda.
Dalam hal mengamuk sampai berkelahi dengan fans GNR, Axl memiliki catatan tersendiri. Bahkan Steve Tyler, frontman Aerosmith sampai menyayangkan kebiasaan Axl Roseitu.Â
Perilaku Axl Roses sebagai pimpinan GNR tidak pantas dicontoh, siapa pun akan bermasalah jika harus bekerja bareng rekan yang sikapnya lepas kendali alias temperamental.
Axl Rose lihai dari sisi mengolah nada namun nampaknya sewaktu muda tergolong cetek dari aspek kecerdasan emosional. Padahal keributan Axl dan Slash terjadi di puncak ketenaran GNR, bisnis bernilai besar dari nilai kontrak dan penjualan tiket konser pun amblas seiring bubarnya GNR.
Konsep Dasar Kecerdasan Emosional
Semua manusia memiliki karakter unik, berbeda, demikian pula unsur emosi yang melekat tak terpisahkan pada dirinya.Â