Plato (424 -- 348 SM) berpendapat di suatu waktu di permukaan bumi pernah ada peradaban yang didirikan oleh para manusia setengah dewa.Â
Bangsa tersebut dikenal sebagai bangsa Atlantis, Plato memperkirakan peradaban Atlantis berlangsung sekitar 9.000 tahun dari masanya menuturkan mengenai peradaban utopia tersebut.
Masih menurut Plato, tempat pemukiman bangsa Atlantis diberkati sumber daya alam melimpah berupa emas, perak dan alam eksotis, sehingga Atlantis berkembang dan mampu memiliki pusat peradaban berupa ibu kota di tengah pulau tersebut.
Di mana sesungguhnya letak Atlantis? Tidak ada yang tahu pasti. Keberadaan Atlantis hingga saat ini masih menjadi perdebatan, sebagian kalangan menganggap itu hanya legenda, walaupun ada juga pihak yang mencoba mencari tahu kebenaran dari kisah Atlantis melalui riset.
Tetapi menurut seorang pakar kelautan, Robert Ballard, kepada National Geographic ia menyampaikan argumen bahwa legenda Atlantis masih masuk akal jika ditinjau dari fenomena catatan sejarah mengenai bencana banjir besar dan letusan gunung berapi beribu abad silam.
Mungkin saja Atlantis itu pernah ada atau malah hanya hasil dari ruang imajinasi Plato, yang jelas peradaban umat manusia selalu berkembang, menuju peradaban lebih maju dengan teknologi terkini.Â
Jika pada masa silam manusia pernah berada pada tahap masa bertani dan berternak, peradaban kembali bergeser memasuki masa industri.
Revolusi Industri dari Masa ke Masa
Dan masa industri pun tidak berlangsung statis, teknologi mesin uap ciptaan James Watt (1736 -- 1819), seakan mengantarkan masa industri memasuki zaman baru. Dikenal sebagai revolusi industri, mesin bertenaga air dan uap digunakan sebagai alat produksi mengurangi proses manual, babak Industri 1.0 dimulai saat itu.
Perkembangan teknologi dan penemuan komputer mengantarkan manusia memasuki era Industri 3.0, sistem otomatis diperkenalkan, tingkat produktivitas industri bertambah, faktor biaya produksi semakin diperhitungkan dan dipangkas.Â