Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menatap Strategi Bisnis Usai Pandemi

25 Maret 2021   07:30 Diperbarui: 8 Juni 2022   22:04 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi: Konsumen memilih produk (introvertedalpha.com)

Ilustrasi: Masyarakat diam di rumah akibat pandemi (news.sky.com)
Ilustrasi: Masyarakat diam di rumah akibat pandemi (news.sky.com)
Pelajaran Bisnis Rebound Pasca Masa Krisis

Teringat kembali pepatah Tiongkok kuno mengatakan, “Ada peluang di balik setiap krisis,” setiap masa sulit jika direnungkan secara bijak pasti ada pelajaran penting dan berguna untuk melangkah sesudahya.

Indonesia menderita akibat krisis moneter tahun 1998, UMKM disebut-sebut saat itu masih bisa bertahan, sementara konglomerat usaha besar morat-marit. Sektor jasa keuangan ikut-ikutan sengsara, bahkan banyak bank ditutup.

Bangkit dari krisis 1998 banyak pengusaha belajar dan menerapkan strategi baru, sementara sektor jasa keuangan berbenah. Bisnis rebound kembali tumbuh, harga komoditas dunia turut naik, memoles daya tarik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Tetapi krisis 1998 sudah lebih dari 2 dekade lampau, hanya dampaknya adalah konsumen lebih kritis terkait konsumsi terutama dalam hal barang pokok.

Ilustrsi: Konsumen memilih produk (introvertedalpha.com)
Ilustrsi: Konsumen memilih produk (introvertedalpha.com)
Krisis ekonomi yang lebih dekat dari masa saat ini adalah krisis yang melanda Eropa dan Amerika Utara di tahun 2008. Perubahan perilaku konsumen sesudah krisis 2008 ternyata memiliki kemiripan dari tahun 1998, yaitu kritis terhadap harga barang konsumsi, akhirnya perubahan perilaku konsumen tersebut memodifikasi model bisnis ritel lebih berhati-hati dalam menetapkan harga jual produk. 

Faktor melewati masa sulit dan gaya hidup dituntut berhemat nampaknya mengubah paradigma konsumen terhadap perhitungan daya beli dan harga.

Bisnis tetap rebound namun konsumen lebih kritis, mereka akan membandingkan antara penawaran produk dari iklan, harga yang dijual sampai dengan kualitas produk serupa milik para kompetitor. 

Hal menarik sesudah krisis 2008 adalah produsen produk dan jasa mengubah haluan media pemasaran ke arah digital, karena kala itu aspek teknologi digital sedang tumbuh pada tahap awal.

Ilustrasi: Bisnis pulih sesudah masa krisis (tulsahomeforsale.net)
Ilustrasi: Bisnis pulih sesudah masa krisis (tulsahomeforsale.net)
Biaya pemasaran para perusahaan yang berhasil menggarap pasar dengan baik justru meningkat, S&P 500 mencatat bahwa perusahaan dengan biaya pemasaran lebih mahal, tingkat penjualannya lebih unggul 6,5% dari pesaing yang anggarannya lebih sedikit. Dan berdampak terhadap peningkatan penjualan pasca krisis 2008 terus konsisten tumbuh di tahun sesudahnya.

Menentukan Strategi Bisnis Seusai Pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun