Pergerakan dan arus keluar masuk modal memengaruhi kondisi investasi di suatu negara. Tingginya arus modal yang masuk berdampak positif terhadap perekonomian, hal ini akan memperkuat nilai tukar suatu mata uang. Sebagai indikasi bahwa fondasi ekonomi di negara tersebut tergolong baik serta menguntungkan para investor.
New York Stock Exchange dan London Stock Exchange merupakan kiblat dari pasar modal global, kemudian Tokyo juga sudah sejak lama menjadi panutan pasar modal di Asia. Jika diperhatikan negara-negara dengan latar belakang industri memiliki kestabilan ekonomi dan pasar modal.
2. Neraca Perdagangan Internasional
Urusan perdagangan internasional menjadi poin penting terkait nilai tukar mata uang. Secara sederhana perdagangan adalah aktivitas transaksi jual beli.Â
Arus kas akan tercantum di neraca, sehingga jika suatu negara menjual atau transaksi ekspornya tinggi maka arus kas masuk akan besar, ini akan menambah kepemilikan devisa negara tersebut. Dengan sendirinya mata uang negara tersebut mendapat suntikan tenaga meningkatkan nilai tukarnya.
Sebaliknya jika suatu negara lebih banyak aktivitas impornya atau defisit, arus kas keluar pun meningkat menggerus cadangan devisa. Upaya guna mengimbangi berkurangnya devisa adalah menggunakan mata uang lokal untuk membeli mata uang asing sebagai media pembayaran transaksi, lalu peredaran mata uang lokal menjadi lebih banyak dibandingkan mata uang asing, maka tumbanglah nilai tukar mata uang lokal.
3. Kebijakan Pemerintah
Bidang politik turut andil memengaruhi nilai tukar, karena regulasi pemerintah menentukan pembangunan berikut visi dan misi perekonomian. Aktivitas politik semacam pemilihan umum atau kebijakan fiskal, pajak, dan moneter semuanya bermuara dari pemerintah.Â
Hal tersebut menjadi pemicu bagi naik turunnya nilai tukar mata uang karena menciptakan sentimen positif maupun negatif, pada akhirnya iklim ekonomi dan daya tarik investasi menjadi taruhan sekaligus indikator keberhasilan kebijakan pemerintah.