Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Terminal Velocity Kolaborasi Penuh Chemistry

9 November 2020   20:20 Diperbarui: 12 November 2020   13:04 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via metalheadcommunity.com

Memadukan warna musik genre glam metal, terutama suara intro dan gitar di awal lagu "The Way Things Fall", bisa disebut  easy listening juga menyenangkan didengar. Tetapi memasuki pertengahan lagu gaya permainan gitar dan drum terkesan sedikit rumit, walaupun tetap enak disimak.

Intro drum dan tepuk tangan, track "Snake in My Boot" lebih berat dibandingkan track sebelumnya. Komposisi lagu didominasi nada rendah sedikit mengarah kepada gaya musik blues.  "Snake in My Boot" adalah lagu paling singkat di album ini, durasinya sekitar 4:04 menit.

"Temple of Circadia" didaulat menutup album Terminal Velocity. Jika disimak lebih seksama, lagu ini sangat erat dengan gaya musik DT. Bahkan sangat cocok seandainya "Temple of Circadia" dimainkan DT, alasannya lagu ini memang bercorak progressive metal.

***
Di tengah suasana membosankan akibat ulah virus Corona, seolah kehadiran Terminal Velocity memberikan hiburan terutama bagi para penggemar musik progressive metal. Berita televisi maupun media lainnya senantiasa dijejali informasi pandemi atau konflik bernuansa kekerasan, belum dunia politik, rasanya memuakan.

Musik hadir sebagai penawar kejenuhan dan kekesalan karena banyak hal tidak menyenangkan terjadi di sekitar kita. Setidaknya, John Petrucci mewakili luapan emosi umat manusia dalam album solo-nya ini. Sekali lagi, Terminal Velocity sangat pantas didengarkan. Album ini dirilis secara digital pada 28 Agustus 2020, dan versi fisiknya pada 30 Oktober 2020.

Hanya saja rilisan album fisik format Compact Disc dari musisi luar negeri semakin sulit ditemui di Indonesia, akibat dari label rekaman di Indonesia enggan memasarkan CD album musisi mancanegara. Entah apalagi alasannya, hanya saja terasa sangat menyebalkan, namun jika Anda berminat album ini tetap bisa diakses secara streaming dan bisa format CD-nya bisa dibeli secara online, tentu saja harganya lebih mahal karena impor.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun