Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kembali ke Tempat Kerja Lama? Kenapa Tidak!

21 Juni 2020   14:24 Diperbarui: 21 Juni 2020   17:45 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marty McFly adalah seorang remaja yang berteman dengan ilmuwan nyentrik pencipta mesin waktu bernama Emmet "Doc" Brown. Di saat mendemonstrasikan mesin waktunya, mendadak Doc Brown dan McFly diserang sekelompok teroris yang berupaya merebut plutonium sebagai bahan bakar mesin waktu berbentuk mobil.

Sewaktu para teroris menyerang Doc Brown, McFly secara tidak sengaja mengaktifkan mesin waktu dan telempar pada masa 30 tahun sebelumnya atau tahun 1955.

McFly tedampar di tahun 1955 tanpa memiliki plutonium tenaga penggerak mesin waktu, lantas McFly mencari Doc Brown muda dengan tujuan membantunya supaya bisa kembali ke tahun 1985.

Ternyata selain bertualang mencari Doc Brown muda, McFly juga berurusan dengan orang tuanya di kala masih remaja, serta berhasil mengusahakan agar keduanya jadi pasangan sampai menikah. Dikisahkan McFly berhasil kembali ke tahun 1985 dan memperbaiki kondisi kehidupan keluarganya juga menyelamatkan Doc Brown dari serangan teroris.

Ilustrasi: kansascity.com
Ilustrasi: kansascity.com
Kisah tersebut disajikan dalam sebuah film berjudul Back to the Future yang dibintangi Michael J. Fox sebagai Marty McFly. Sampai saat ini perjalanan waktu masih menjadi angan-angan maupun spekulasi. Berbagai teori ilmiah telah banyak mengupas mengenai perjalanan waktu, namun realita kembali ke waktu lampau belum dapat dilakukan.

Lalu bagaimana jika kembali ke kantor tempat bekerja lama? Atau setelah memutuskan keluar dari tempat bekerja sebelumnya setelah beberapa tahun lamanya ternyata kembali lagi. Tentu saja hal ini sangat mungkin terjadi. Sudah pergi ternyata balik lagi ke mantan, "He.. he.. he" Boleh tertawa tapi kenyataan seperti ini dapat dialami oleh siapa pun.

Alasan Kembali ke Mantan, eh Maksudnya ke Tempat Kerja Sebelumnya
Manusia adalah mahluk yang memiliki cita-cita atau ekspektasi. Dan tidak semua ekspektasi dapat ditemukan di tempat kerjanya.

Masalah gaji lah, hubungan dengan rekan kerja yang kurang menyenangkan atau murni alasan profesional menemukan peluang lebih baik di tempat lain. Resign, mengundurkan diri, istilah tersebut menjadi ungkapan pada akhirnya seseorang menyudahi sepak terjangnya di sebuah tempat kerja.

Perjalanan hidup adalah sebuah rangkaian proses penuh hal menarik, tidak terduga. Selepas bekerja di berbagai tempat, kenangan akan mantan, maksudnya ini adalah tempat kerja lama bisa saja berkesan dalam ingatan.

Ilustrasi: roberthalf.com
Ilustrasi: roberthalf.com
"Rumput di halaman tetangga lebih hijau dari pada rumput di halaman sendiri." Selalu ada alasan membandingkan tempat kerja satu dengan lainnnya, namun belum tentu memuaskan. Tidak ada kesempurnaan di dunia, termasuk tempat kerja. Jika mencari tempat kerja ideal sesuai keinginan kita sendiri, itu adalah sebuah utopia.

Seiring proses waktu, kematangan seorang profesional akan terbentuk beserta peningkatan kepribadian dan kompetensinya. Pengalaman dan jam terbang malang melintang di perusahaan lain dapat menjadi modal kembali ke sang mantan, tempat kerja lama. Kembali berkontribusi mengembangkan sang mantan.

Alasan Mantan Kembali
"Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud. Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati." Meminjam lirik lagu milik KLA Project, silahkan diguyoni tak bisa ke lain hati, namun jika kembali ke pangkuan sang mantan karena faktor profesional sama sekali tidak salah.

Bukankah setiap lowongan pekerjaan disediakan karena faktor kebutuhan tenaga kerja? Dan siapa pun yang dinilai memenuhi kualifikasi dapat direkrut guna memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk mantan, sudah pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun