Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Perbankan Menghadapi Demam Corona

10 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 10 Maret 2020   08:27 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 mencapai 5,02%. Tetapi kasus COVID-19 mengancam harapan laju pertumbuhan ekonomi untuk melebihi pencapaian tahun 2019.

Sangat berat. Ekonomi Indonesia yang masih merasakan panas dingin akibat perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok akan menghadapi situasi lebih rumit setelah terkena demam corona.

Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 hanya mencapai 5,1% - 5,4% dari target awalnya 5,2% - 5,6%.

Masalahnya adalah Tiongkok sebagai mitra dagang Indonesia yang memiliki peran cukup penting sedang menghadapi kesulitan. Jika meninjau data tahun 2019, peran Tiongkok dalam transaksi ekspor impor, investasi dan pariwisata sangat besar.

Total ekspor Indonesia ke Tiongkok berjumlah US$ 29.769 juta (2,66% dari PDB). Sementara total impor dari Tiongkok adalah US$ 29.428 juta (2,63%), jumlah tersebut sangat besar, dan jangan lupa bahwa banyak bahan baku industri dalam negeri bersumber dari Tiongkok, demikian pula tujuan industri pengolahan di Indonesia memiliki pasar besar di Negeri Tirai Bambu.

Ilustrasi: asia.nikkei.com
Ilustrasi: asia.nikkei.com
Dalam hal investasi, aliran dana dari Tiongkok kedua terbesar setelah Singapura, yaitu sebesar US$ 4.744 juta. Lalu sektor pariwisata, turis Tiongkok menyumbang devisa US$ 2.385 juta, nomor dua setelah turis Malaysia.

Dampak dari corona cukup luas, sektor pariwisata sudah mengalami kelesuan, tingkat okupansi hotel di Bali hanya mencapai 30%.

Akibatnya, adalah penurunan penghasilan masyarakat dan hal ini berujung pula kepada melemahnya tingkat konsumsi. Belum lagi jika membahas penderitaan sektor perdagangan berikut industri pengolahan yang kehilangan lahan transaksi.

Deskripsi tersebut memperjelas bahwa perekonomian Indonesia memiliki korelasi terhadap stabilitas ekonomi Tiongkok. Hantaman COVID-19 menjadi penyakit tambahan bagi ekonomi Indonesia. Lesunya ekonomi nasional sangat berhubungan dengan sektor perbankan sebagai lembaga keuangan penggerak perekonomian.

Perbankan Menghadapi Demam Corona

Perbankan adalah industri yang sangat erat dengan dunia usaha. Di saat perekonomian bergairah, sektor perbankan turut melesat maju, sebaliknya jika dunia usaha compang camping akibat perekonomian kehilangan gairah, risiko bagi perbankan otomatis meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun