Google memprediksi nilai ekonomi berbasis internet atau digital di Indonesia akan menembus US$ 40 miliar atau sekitar Rp. 566,28 triliun (dengan asumsi Rp. 14.157 per US$).
Salah satu program pemerintah RI yang dapat mendukung perkembangan ekonomi digital adalah melalui program Palapa Ring (jaringan serat optik nasional) dan peluncuran satelit Nusantara Satu yang telah dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2019, yang nantinya dapat melayani kebutuhan internet cepat diseluruh daerah di Indonesia yang menjadi salah satu persyaratan perkembangan ekonomi digital.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia beberapa tahun terakhir tidak menjadi hambatan bagi industri ekonomi digital untuk terus berkembang.Â
Bahkan pertumbuhan industri ekonomi digital semakin pesat, dan menurut Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2014-2019) berharap industri ekonomi digital dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Ernst & Young melalukan analisis data dan mengungkapkan bahwa pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di Indonesia setiap tahun meningkat hingga 40%.Â
Namun perkembangan industri ekonomi digital juga perlu didukung dengan adanya perkembangan di sektor industri lainnya, mungkin seperti penyediaan jasa layanan antar atau logistik, provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar dan lainnya.
Hanya saja perlu disadari lagi pesatnya perkembangan ekonomi digital harus menjadi panggung bagi UMKM nasional untuk tampil dan berjaya. UMKM sudah sepantasnya memiliki ruang transaksi dalam ekosistem ekonomi digital.
UMKM Penopang Ekonomi Nasional
Dengan terus bertumbuhnya industri ekonomi digital, masyarakat Indonesia akan mendapatkan manfaat positif dalam perekonomian, adanya pertumbuhan kesejahteraan, lapangan kerja yang baru, dan mungkin saja dapat juga meningkatkan daya saing pengusaha mikro, kecil dan menengah untuk dapat mengembangkan usahanya hingga menjangkau pasar luar negeri.
UMKM merupakan penopang ekonomi nasional, karena sifat usaha ini sangat mendasar. Modal secukupnya, akses pasar pada awalnya tertuju pada lingkungan sekitar, tidak terlalu banyak  menggunakan tenaga kerja, serta dikelola dalam struktur usaha sederhana bisa perorangan maupun badan usaha yang organisasinya tidak kompleks.