Ditambah adanya Mass Rapid Transportation (MRT) pertama di Indonesia ditambah lagi akan dioperasikannya Lintas Rel Terpadu (LRT) di Jakarta, bahkan kota Palembang sudah lebih dahulu memiliki LRT. Model transportasi ini sangat menjadi andalan bagi warga yang tingkat mobilitasnya cukup tinggi.
Kembali kepada kisah saya menuju ke Boyolali. Setelah saya mempelajari beberapa rute yang dapat dijangkau untuk sampai ke Boyolali, akhirnya saya memutuskan untuk menempuh rute dari Yogyakarta, alasannya sederhana saja, karena saya sudah terlanjur mengenal dan terbiasa dengan Yogyakarta, lebih menguasai medan jika dibandingkan rute dari Semarang atau Solo.
Saya memilih menggunakan pesawat terbang, kebetulan ada tiket murah juga sebetulnya. Jadi untuk menuju Bandara Soekarno Hatta saya berangkat dari rumah menggunakan Transjakarta, cukup dengan biaya Rp. 3.500 sudah sampai dekat Stasiun Kereta Bandara di BNI City Sudirman.
Jarak Stasiun BNI City Sudirman dari halte Transjakarta cukup dekat, jadi tinggal jalan kaki saja. Kemudian kereta datang, penumpang masuk dan duduk manis, diiringi oleh lelapnya tidur selama perjalanan sampai juga di Cengkareng.
Mantap. Bandara dapat diakses sedemikian praktis hanya menumpangi Transjakarta dan Kereta Bandara. Perjalanan dilanjutkan menggunakan pesawat terbang.
Kurang lebih satu jam akhirnya mendarat di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Losmen murah di kawasan Malioboro serta Transjogja menjadi andalan saya selama di Yogyakarta, bahkan sempat berkunjung ke Candi Prambanan menggunakan Transjogja.
Travel tersebut dikelola pihak swasta jadi memang bukan bagian dari transportasi terpadu milik Kementerian Perhubungan, ya wajar saja jika pelayanan belum optimal sesuai harapan. Memang dari Yogyakarta menuju Boyolali belum ada sarana semacam Transjogja. Opsi saya saat ini adalah menggunakan bis antar kota atau travel, dengan alasan praktis travel lah yang terpilih.
Andai saja ada sarana terpadu yang dapat menghubungkan Yogyakarta -- Boyolali seperti halnya Jakarta-Bogor atau Tangerang-Bekasi. Rasanya masalah serupa kerap terjadi di berbagai daerah. Namun ini bukan berarti Kementerian Perhubungan diam saja, berbagai upaya sudah dilakukan untuk membangun sarana transportasi terpadu yang optimal. Memang semuanya perlu waktu dan proses. So far so good. Tidak mengecewakan.
Memang dengan adanya transportasi terpadu, kendala terbatasnya akses menuju suatu tempat akan teratasi. Integrasi antar moda transportasi dapat membuka akses juga jaringan menuju ke suatu tempat tujuan. Biaya, waktu dan tenaga akan lebih efisien.
Sistem Transportasi Cerdas
Di era serba canggih seperti sekarang Sistem Transportasi Cerdas adalah elemen dasar dari konsep smart city yang sedang gencar didengungkan. Tapi jika saya simak secara lebih teliti, unsur dasar Sistem Transportasi Cerdas sudah mulai diterapkan di moda transportasi umum di Indonesia.