Dalam kondisi lambatnya pertumbuhan kredit korporasi, dibutuhkan kejelian para bankir melirik segmen lain seperti konsumsi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih potensial.Â
Bank juga dapat mendorong fee based income guna menambah keuntungan, melalui layanan seperti mobile banking atau fokus menggarap pasar cerukan.
Bank juga perlu mewaspadai peningkatan kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah pada Agustus 2019 mencapai 2,60% dari batas maksimal 5%, tetapi upaya menjaga pertumbuhan kredit yang sehat melalui mekanisme analisis dan serta manajemen risiko kredit masih perlu dijaga.Â
Upaya lainnya adalah mengantisipasi para debitur yang berpotensi wanprestasi.
Media pasar obligasi pun dapat menjadi pilihan, hanya saja untuk opsi ini kondisi harga obligasi cenderung stagnan dan yield nya tidak sebesar keuntungan dari kredit pada umumnya.
Di sisi lain bank juga tetap perlu mengusahakan efisiensi dan mengukur efektivitas organisasi, sumber daya manusia berikut infrastruktur pendukung, terutama terkait unit kerja bisnis, agar dapat mendongkrak kinerja bank.
Prospek Perkreditan di Tahun 2020
Diharapkan perkreditan tahun 2020 dapat mencapai 11%-13%. Hal ini seiring dengan visi dan misi Pemerintah yang bertekad untuk tetap mengupayakan penguatan ekonomi nasional.Â
Pembangunan infrakstruktur, Sumber Daya Manusia serta proyek pengembangan dan pembenahan sektor pariwisata menjadi angin segar bagi dunia usaha secara umum.
Dan ini masih menjadi pekerjaan banyak pihak untuk memperbaiki daya tarik investasi agar Indonesia dapat lebih bersaing di kawasan Asia.
***