Sejarah mencatat bahwa masyarakat dengan kehidupan makmur dan sejahtera memiliki akses langsung terhadap ketersediaan air bersih. Silahkan buka literatur mengenai kehidupan masyarakat kuno di era Mesopotamia hidup dari aliran sungai Tigris dan Eufrat, kemudian masyarakat Mesir kuno dengan aliran air dari sungai Nil.Â
Di India dikisahkan bahwa pada masa lampau sungai Gangga menjadi penyokong utama kehidupan, lantas di Tiongkok aliran sungai Kuning atau Huang Ho membawa kesuburan bagi tanah di sekitarnya.
Sejatinya Indonesia adalah sebuah kawasan dengan kekayaan dan kualitas alam layaknya nirwana, namun entah mengapa tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakatnya terutama dalam hal menjaga kebersihan serta kelestarian alam.Â
Hal paling mudah ditemui adalah kebiasaan membuang sampah ke sungai. Tentunya tindakan ini secara langsung merusak kualitas air, sementara kebutuhan manusia yang paling utama justru adalah air bersih. Memprihatinkan.
Ada baiknya jika kita kembali mengingat kembali hubungan harmonis para leluhur masyarakat Nusantara dengan alam. Harmonisasi alam dalam wujud kearifan lokal, tujuannya adalah agar kita semua sadar bahwa alam adalah anugerah dari Tuhan untuk kelangsungan hidup manusia dan tanggung jawab manusia adalah menjaganya dengan baik dan benar.
Air merupakan bagian dari alam dan menjadi faktor utama keberlangsungan hidup. Manusia bisa bertahan tanpa minyak bumi, gas bahkan listrik tapi tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama tanpa adanya air bersih. Itu adalah kenyataan.
Indonesia yang dahulu disebut Nusantara adalah bangsa dengan ragam budaya. Nusantara lama juga kaya akan kearifan lokal. Dan salah satu bentuknya adalah menjaga hubungan antara manusia dengan alam.Â
Salah satu contoh menarik dalam hal ini adalah tradisi masyarakat Samin di daerah Blora, Jawa Tengah yang mengelola dan menggunakan air dengan apik. Ajaran yang dipegang dengan teguh adalah mengunakan air secukupnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, menghindari eksploitasi sumber air secara berlebihan.
Pesan moral dari ajaran tersebut adalah perilaku dan kesadaran guna menjaga kelestarian alam serta pasokan air. Keasrian alam dan ketersediaan air bersih adalah hal yang senada.Â
Jika kondisi alam semakin rusak maka pasokan air akan ikut menurun. Hal itu tidak dapat dipungkiri. Lantas bagaimana upaya yang diperlukan untuk memulai kembali perilaku masyarakat untuk kembali kepada masalah ketersediaan air. Langkah paling nyata adalah melalui gaya hidup sehat dan bersih serta peduli akan alam.
Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Pemandangan sungai kotor dan berbau tidak enak adalah hal mudah ditemui di Jakarta, itulah kenyataan dan menjadi persoalan pasokan air di Jakarta menjadi suatu yang sulit ditanggulangi.Â