Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Simbiosis Mutualisme Bank dan Fintech

11 Maret 2019   22:26 Diperbarui: 12 Maret 2019   09:14 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminjam uang secara online (Ilustrasi: shutterstock)

Ilustrasi: freepik.com
Ilustrasi: freepik.com
3. Open Application Progamming Interface (API). Kemudahan yang diberikan oleh bank adalah fintech dapat memanfaatkan fitur ini untuk banyak hal, salah satunya kemudahan rekonsiliasi atau perhitungan dana hasil transaksi, sehingga prosesnya tidak lagi manual dan dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat.

4. Penunjang Sistem. Bank dapat menjadi mitra bagi fintech untuk menunjang  IT support dan kewajiban untuk memenuhi aturan terkait anti money laundering dan countering financing of terrorism.

 5. Chanelling. Ternyata bank dapat juga memberikan fasilitas simpan pinjam kepada fintech, dengan demikian fintech dapat menyimpan dananya di bank sekaligus memperoleh modal untuk menyalurkan dana.

Ilustrasi: shutterstock
Ilustrasi: shutterstock
Seluruh bentuk kerja sama tersebut tentunya dilandasi kesepakatan dengan dasar hukum yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, guna mencegah potensi kerugian yang dapat timbul. 

Manajemen risiko dan pengawasan memegang peran penting dalam hal ini. Di samping itu Otoritas Jasa Keuangan juga mengawasi aktivitas bank dan fintech secara langsung, serta memberlakukan berbagai ketentuan yang harus dipenuhi, tujuannya adalah agar konsumen atau nasabah tidak dirugikan juga industri finansial senantiasa stabil.

***

Pada saat Tiongkok kuno berada di era Tiga Kerajaan (220-280 M), Liu Bei (161-223 M) selaku tokoh yang memiliki garis keturunan dari Dinasti Han pernah bersekutu dengan salah satu pesaingnya yaitu Sun Quan (182-252 M) berperang melawan Cao Cao (155-220 M). Peristiwa itu terjadi di Sungai Yangteze dan dikenal sebagai pertempuran Tebing Merah. Cao Cao kalah karena kerja sama dari kedua pihak yang sebetulnya bersaing.

Sesungguhnya perpaduan sumber daya dan strategi dari pihak yang bersaing namun memiliki persamaan kepentingan dapat menghasilkan hasil yang mengagumkan, karena kerja sama tersebut biasanya saling mengisi dan menutupi kelemahan satu sama lain. Sejarah sudah menjelaskan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun